Kompas TV internasional kompas dunia

Siapa Mullah Hassan Akhund, Pemimpin Baru Pemerintah Sementara Afghanistan?

Kompas.tv - 8 September 2021, 06:53 WIB
siapa-mullah-hassan-akhund-pemimpin-baru-pemerintah-sementara-afghanistan
Mullah Mohammad Hassan Akhund, tokoh Taliban yang diangkat menjadi Perdana Menteri pemerintahan sementara Afghanistan (Sumber: BBC/Taliban)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban baru saja mengumumkan susunan pemerintahan sementara di Afghanistan, dan resmi menyatakan negara itu sebagai 'Emirat Islam'.

Kabinet baru itu seluruhnya terdiri dari laki-laki tokoh-tokoh senior Taliban, beberapa di antaranya terkenal karena serangan terhadap pasukan Amerika Serikat  (AS) selama dua dekade terakhir.

Pemerintahan sementara Taliban akan dipimpin oleh Mullah Mohammad Hassan Akhund, salah satu pendiri gerakan Taliban dan ada dalam daftar hitam PBB.

Menteri Dalam Negeri adalah pemimpin kelompok Jaringan Haqqani yang jadi buronan FBI, Sirajuddin Haqqani.

Pengumuman penjabat kabinet merupakan langkah kunci dalam pembentukan pemerintahan permanen Taliban.

Seperti dilansir BBC, Selasa (7/9/2021), kepemimpinan baru Afghanistan akan menghadapi tantangan yang signifikan, tidak terkecuali menstabilkan ekonomi negara dan mendapatkan pengakuan internasional.

Mullah Mohammad Hassan Akhund adalah Penjabat Perdana Menteri Imarah Islam Afghanistan saat ini sejak 7 September 2021. 

Baca Juga: Taliban Umumkan Pemerintahan Sementara Afghanistan

Beberapa anggota kabinet pemerintahan sementara Afghanistan yang dipimpin Mullah Mohammad Hassan Akhund, yang dianggap sebagai jalan tengah diantara gesekan antara kelompok garis keras dan garis moderat Taliban (Sumber: India Times)

Siapa Mullah Mohammad Hassan Akhund?

Sebelum pengangkatannya, Mullah Akhund yang lahir di Kandahar pertama kali menjadi Menteri Luar Negeri dan kemudian Wakil Perdana Menteri selama pemerintahan Taliban tahun 1996-2001 serta merupakan kepala lama badan pembuat keputusan kuat kelompok itu Rehbari Shura (dewan kepemimpinan).

Pada konferensi pers di Kabul pada hari Selasa, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan salah satu pendiri Taliban Abdul Ghani Baradar akan menjadi wakil Mullah Akhund.

Mullah Mohammad Hassan Akhund, perdana menteri sementara yang baru, menjabat sebagai wakil menteri luar negeri dari 1996 hingga 2001, ketika kelompok itu terakhir berkuasa, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa, (7/9/2021)

Dia berpengaruh di sisi agama gerakan, bukan di sisi militer.

Pengangkatannya dipandang sebagai kompromi, setelah laporan baru-baru ini tentang pertikaian antara beberapa tokoh Taliban yang relatif moderat dan rekan-rekan garis keras mereka.

Seperti banyak orang dalam kepemimpinan Taliban, Mullah Akhund mendapatkan banyak prestise dari kedekatannya dengan pemimpin pertama gerakan itu, Mullah Mohammad Omar.

Akhund berasal dari Kandahar, tempat kelahiran Taliban.

Baca Juga: Mahasiswa Afghanistan Kembali ke Kampus dengan Partisi untuk Pria dan Wanita

Haibatullah Akhundzada dilaporkan telah berada di Kandahar, Afghanistan, dan menggelar pertemuan dengan para pemimpin Taliban lainnya. (Sumber: Ariana News)

Sebuah laporan sanksi PBB menggambarkan dia sebagai 'rekan dekat dan penasihat politik' untuk Omar.

Akhund sangat dihormati dalam gerakan Taliban, terutama oleh pemimpin tertingginya, Haibatullah Akhunzada, kata seorang sumber Taliban kepada kantor berita Reuters seperti dilansir Al Jazeera.

Beberapa pengamat memandang Akhund, yang diyakini berusia pertengahan 60-an dan mungkin lebih tua, lebih sebagai tokoh politik daripada tokoh agama, dengan kendalinya atas dewan kepemimpinan juga memberinya hak suara dalam urusan militer.

Mullah Akhund memiliki garis keturunan Pashtun dari Ahmad Shah Durrani – pendiri Afghanistan modern (sekitar 1700-an).

Dia memainkan peran kepemimpinan dan bimbingan yang penting dalam dewan pemimpin Rahbari Syura, yang sering disebut Quetta Syura, yang dibentuk setelah Taliban digulingkan dari kekuasaan dalam invasi militer pimpinan AS pada 2001.

Dia adalah penulis beberapa karya tentang Islam.




Sumber : Kompas TV/BBC/Al Jazeera/Sky News


BERITA LAINNYA



Close Ads x