Kompas TV internasional kompas dunia

Tujuh Tahun Berlalu, Keluarga Korban Pesawat MH17 Masih Rasakan Trauma Mendalam

Kompas.tv - 7 September 2021, 07:17 WIB
tujuh-tahun-berlalu-keluarga-korban-pesawat-mh17-masih-rasakan-trauma-mendalam
Ria van der Steen yang kehilangan ayah dan ibu tirinya dalam peristiwa jatuhnya pesawat MH17, memberikan kesaksian di pengadilan di dekat bandara Schiphol, Amsterdam, Senin (6/9/2021). Keluarga korban memberikan kesaksian mengenai dampak yang mereka alami setelah peristiwa memilukan yang terjadi tujuh tahun lalu. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

Van der Steen mengatakan, dia mulai mengalami mimpi buruk setelah menerima kabar kematian ayahnya yang sedang dalam perjalanan liburan ke Kalimantan. Dalam mimpinya, dia berjalan melintasi sebuah ladang di Ukraina, untuk mencari ayahnya dan memberi tahu dia bahwa dia telah meninggal.

Baca Juga: Investigasi Kasus Jatuhnya Pesawat MH17 Berlanjut, Rusia Dimintai Keterangan

"(Dalam mimpi), saya melihat puing-puing, tubuh dan barang-barang pribadi. Saya tidak bisa berhenti menangis sampai saya terbangun sambil berteriak," ujarnya.

Setelah peristiwa yang mengguncang jiwanya itu, van der Steen akhirnya mengetahui bahwa ayahnya telah diidentifikasi berkat sepotong kecil tulang tangannya.

“Kami juga menerima berita bahwa sepotong kecil tulang ibu tiri saya, Neeltje, telah ditemukan dan dia juga telah diidentifikasi,” kata van der Steen. Ia mengingat betapa hatinya hancur ketika menyaksikan dua tas kecil berisi tulang ayah dan ibu tirinya.

"Saya tahu itu mereka, tetapi secara emosional saya tidak mau menerimanya," katanya kepada pengadilan.

Kepedihan yang sama juga dirasakan Essers, yang kehilangan saudara laki-lakinya, Peter. Essers mengatakan, Peter meneleponnya sekitar 20 menit sebelum naik ke pesawat.

"Dengan suara muram dia berkata kepadaku. Sander, aku takut aku tidak akan kembali hidup-hidup karena Kami terbang di atas zona perang. Dia sangat ketakutan dan bertanya kepada saya apakah dia harus naik pesawat atau tidak."

Baca Juga: Potret Bangkai Pesawat Boeing MH17 yang Diduga Ditembak Rudal Buk Rusia

Essers mengatakan dia merasa dia harus meyakinkan saudaranya. "Saya sering tiba-tiba merasa bahwa saya harus disalahkan atas kematiannya," katanya.

Serangkaian persidangan kasus pesawat MH17 dibuka pada Maret 2020 dan berkembang melalui serangkaian sidang pendahuluan yang panjang. Kasus kompleks ini diperkirakan akan berlanjut hingga tahun depan.

Jaksa mengatakan pesawat itu hancur di udara ketika dihantam oleh sistem rudal Buk yang diangkut dengan truk ke Ukraina dari pangkalan militer Rusia pada tahun 2014. Namun Rusia membantah terlibat dalam penembakan itu.




Sumber : Kompas TV/The Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x