WASHINGTON, KOMPAS.TV – Sekitar selusin orang tewas di Washington dan Oregon, Amerika Serikat (AS), menyusul gelombang panas yang hebat hingga menyebabkan suhu panas melanda bagian barat-laut AS. Serangan gelombang panas juga menyebabkan pemadaman listrik bergilir di Spokane.
Pada Selasa (29/6/2021), suhu panas yang sempat melampaui 37,7 derajat Celsius itu sempat mereda di Seattle dan Portland. Namun di pedalaman Spokane, kota-kota kecil di timur Oregon dan Idaho mengalami peningkatan suhu.
Sejumlah kota di Idaho juga mencatat suhu melampaui 37,7 derajat Celsius. Titik terpanas berada di Lewiston dengan suhu yang mencapai hingga 46,1 derajat Celsius.
Baca Juga: Capai 40 Derajat Celsius, Amerika Serikat Dilanda Gelombang Panas
Melansir Associated Press, pihak berwenang setempat menyatakan, sejumlah warga tewas akibat serangan suhu panas.
The Seattle Times melaporkan, dua orang perempuan tewas lantaran mengalami hipertermia, yakni kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi. Kedua korban merupakan warga Seattle yang berusia 65 tahun dan warga Washington yang berusia 68 tahun.
Daily Herald mengabarkan, 3 orang lelaki berusia 61, 75, dan 77 tahun juga tewas setelah mengalami serangan panas di rumah mereka. Mereka berasal dari Everett, Granite Falls, dan Marysville di Washington.
Seorang pekerja dari Guatemala di sebuah peternakan di Oregon juga tewas akibat serangan suhu panas.
Empat kematian tercatat di Puget Sound, Bremerton, Washington, dan diperkirakan terkait gelombang panas yang melanda.
Di Bend, Oregon, kematian dua tunawisma tampaknya juga berkaitan dengan serangan suhu panas.
Sementara itu, Layanan Cuaca Nasional mengumumkan, Spokane mengalami suhu panas hingga 42,2 derajat Celsius, suhu tertinggi yang pernah tercatat di sana.
Baca Juga: Gelombang Panas di India, Suhunya Mencapai 45 Derajat Celsius
Sekitar 9.300 pelanggan Avista Utilities, perusahaan listrik di Spokane, mengalami pemadaman pada Senin (28/6/2021).
Avista Utilities menyatakan, lebih banyak pelanggan akan mengalami pemadaman bergilir yang dimulai pada Selasa sore di kota yang dihuni sekitar 220.000 penduduk itu.
“Kami mencoba membatasi pemadaman hingga satu jam per pelanggan,” ujar Heather Rosentrater, wakil presiden Avista bagian pendistribusian energi.
Sekitar 2.400 pelanggan mengalami pemadaman setelah pukul 2 siang pada Selasa, sebagian besar di kawasan utara kota.
Mereka, kata Rosentrater, sudah diberi peringatan pemadaman listrik sebelumnya. Sekitar 21.000 pelanggan juga diperingatkan pada Selasa pagi bahwa mereka kemungkinan mengalami pemadaman listrik lagi.
Baca Juga: Gelombang Panas, Suhu di Irak Capai 48 Derajat Celsius
Menurut Rosentrater, pemadaman listrik merupakan masalah distribusi, dan tidak bersumber dari kekurangan listrik dalam sistem.
Gelombang panas disebabkan oleh apa yang oleh para ahli meteorologi digambarkan sebagai kubah bertekanan tinggi di kawasan barat-laut AS dan diperparah oleh perubahan iklim akibat ulah manusia. Ini membuat peristiwa cuaca ekstrem lebih mungkin terjadi dan lebih intens.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.