Kompas TV internasional kompas dunia

Pemerintah Tandingan Dewan Militer Myanmar Bentuk Pasukan Rakyat, Begini Penampakannya

Kompas.tv - 29 Mei 2021, 17:38 WIB
pemerintah-tandingan-dewan-militer-myanmar-bentuk-pasukan-rakyat-begini-penampakannya
Penampakan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) untuk menandingi aparat di bawah Pemerintahan Junta Militer Myanmar. (Sumber: Tangkapan layar Facebook National Unity Government of Myanmar)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

YANGON, KOMPAS.TV - Pemerintah tandingan junta militer Myanmar mengumumkan telah selesai melaksanakan pelatihan gelombang pertama Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) pada Jumat (29/5/2021).

Foto dan video yang beredar di media sosial memperlihatkan pasukan berbaju kamuflase khas militer melakukan upacara di tengah hutan.

Video yang diunggah di kanal Facebook bernama National Unity Government of Myanmar tersebut mengatasnamakan Yee Mont, menteri pertahanan pemerintah tandingan Junta militer.

“Upacara Kelulusan Markas Pusat Wilayah Selatan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF),” demikian tertulis dalam keterangan video.

Baca Juga: Jurnalis AS Ditangkap di Bandara Saat Hendak Keluar dari Myanmar

Ada sekitar 100 orang pasukan terlihat membawa bendera merah dengan bintang warna putih di dalam video itu. Namun, mereka tak membawa senjata.

“Pasukan ini dibentuk oleh pemerintah sipil resmi,” kata pihak pemerintah tandingan Myanmar, dilansir dari Straits Times.

Pembentukan pasukan rakyat ini untuk melawan dewan militer yang menguasai Myanmar usai melakukan kudeta atas Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), pemenang pemilu 2020.

“Pasukan Pertahanan Rakyat mesti selaras dan melindungi rakyat Myanmar. Kita akan memenangi pertarungan ini,” ujar pihak pemerintah tandingan Myanmar.

Baca Juga: Mantan Ratu Kecantikan Myanmar Ikut Angkat Senjata Lawan Junta Militer

Sejak kudeta militer pada 1 Februari 2021, junta Myanmar masih kesulitan mengatasi perlawanan rakyat.

Hampir setiap hari masyarakat Myanmar melakukan demonstrasi di berbagai kota. Para pegawai negeri dan bisnis juga ikut mogok kerja hingga melumpuhkan ekonomi negara itu.

Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat, lebih dari 800 tewas karena kekerasan aparat pada para demonstran. Sementara, lebih dari 4.000 orang lain ditangkap.

Paramiliter berbasis etnis minoritas juga melakukan perlawanan di beberapa tempat. Tak cuma itu, pihak tak kenal baru-baru ini juga melakukan pengeboman yang menyasar aparat.

Melansir Mizzima, dua bom rakitan meledak di tengah kota Yangon menargetkan sebuah pos polisi dan truk tentara Myanmar pada Sabtu (29/5/2021) waktu setempat.

Baca Juga: Ratusan Aktivis Israel Menolak Penggusuran Warga Palestina dari Sheikh Jarrah

Min Aung Hlaing, Pimpinan Junta Myanmar mengklaim, warga sipil yang tewas berjumlah sekitar 300 orang dan 50 anggota kepolisian ikut terbunuh.

Saat kudeta ini mulai berlangsung, Junta militer juga menahan Aung San Suu Kyi dan sejumlah petinggi partai NLD.

Aung San Suu Kyi, anak Pahlawan Myanmar bernama Aung San, kini mesti menjalani pengadilan terkait kasus kepemilikan walkie talkie ilegal.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x