Kompas TV internasional kompas dunia

Potamophylax coronavirus, Spesies Serangga Baru di Kosovo yang Ditemukan Selama Pandemi Covid-19

Kompas.tv - 21 April 2021, 01:13 WIB
potamophylax-coronavirus-spesies-serangga-baru-di-kosovo-yang-ditemukan-selama-pandemi-covid-19
Dua ekor spesies serangga Potamophylax coronavirus tengah kawin pada 24 Oktober 2020. (Sumber: Halil Ibrahimi via AP)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Tito Dirhantoro

PRISTINA, KOMPAS.TV – Pandemi Covid-19 ternyata tak hanya mendatangkan penyakit dan kematian. Ia juga melahirkan sebuah spesies baru kehidupan.

Baru-baru ini, seorang ahli biologi Kosovo menemukan sebuah serangga jenis baru. Penemuan spesies serangga baru yang diberi nama terkait virus corona ini berhubungan dengan pencemaran lingkungan yang terjadi di dasar sungai.

Selama bertahun-tahun, ahli biologi Halil Ibrahimi (44) telah meneliti serangga spesies caddisfly yang ditemukan di taman nasional Bjeshket e Nemuna yang terletak sekitar 120 kilometer di barat ibu kota Pristina. Spesies serangga baru itu ia beri nama Potamophylax coronavirus.

Baca Juga: "Delfly Nimble' Drone Ciptaan Peneliti Belanda yang Terinspirasi dari Serangga

Sebagai profesor madya di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pristina, Ibrahimi mengumpulkan spesies serangga caddisfly yang merupakan hewan endemik di taman nasional itu.

Dan ternyata, spesies serangga temuannya itu berbeda dengan spesies lain yang ada di kawasan negara-negara Balkan.

The Associated Press melaporkan pada Selasa (20/4/2021), spesies serangga temuan Ibrahimi ini lebih kecil dan tinggal di habitat yang berbeda di zona terbuka dengan ketinggian sekitar 2.500 meter di atas permukaan laut.

Ibrahimi mengumumkan, nama baru yang ia pilih bagi spesies serangga temuannya dalam sebuah majalah ilmiah bulan ini.

Baca Juga: Kosovo Punya Presiden Baru, Presiden Perempuan Kedua Negara Itu

“Virus corona adalah hal paling nyata yang terjadi saat spesies ini ditemukan,” ujarnya.

Halil Ibrahimi, ahli biologi dari Universitas Pristina, tengah memeriksa serangga yang terjaring di aliran sungai yang tercemar di Siceve, Kosovo, Jumat (16/4/2021). (Sumber: AP Photo/Visar Kryeziu)

Selama penelitiannya, Ibrahimi juga memperhatikan bahwa Sungai Lumbardhi I Decanit, tempat spesies serangga itu ditemukan, telah mengalami kerusakan parah selama beberapa tahun terakhir akibat pembangunan pembangkit listrik tenaga air.

Kosovo dan negara-negara Balkan memiliki sejarah panjang segala macam pencemaran lingkungan, mulai dari air limbah yang dibuang langsung ke sungai hingga penggundulan hutan dan salah urus manajemen pembangkit listrik tenaga air.

“Efek (pencemaran) bagi spesies yang hidup di sungai sama dengan efek virus corona bagi manusia,” ujar Ibrahimi.

Baca Juga: Pulau Apung Sampah di Bosnia Bahayakan Lingkungan dan Manusia di Negara-Negara Balkan

Situasi lingkungan secara umum di Kosovo telah memburuk selama beberapa tahun terakhir, dengan kian massifnya pembangunan, lalu lintas dan pencemaran industri, serta upaya pemerintah mempromosikan pembangkit listrik tenaga air sebagai sumber energi alternatif.

“Penggunaan sumber air yang tidak terkendali dan kerusakan pada dasar sungai masih menjadi salah satu bentuk degradasi sumber daya air kita,” demikian bunyi laporan lingkungan Kosovo yang diterbitkan tahun lalu.

“Orang-orang harus memikirkan kembali perilaku mereka terhadap lingkungan, karena serangga-serangga ini merupakan garda terdepan sebelum pencemaran mencapai manusia,” kata Ibrahimi yang berupaya meningkatkan kesadaran akan pencemaran yang terjadi di dasar sungai melalui temuannya.

Halil Ibrahimi, ahli biologi dari Universitas Pristina, tengah memeriksa spesies serangga Potamophylax coronavirus menggunakan miskroskop di laboratorium di Pristina, Kosovo, pada Jumat (16/4/2021). (Sumber: AP Photo/Visar Kryeziu)

“Mereka menjadi indikator pertama bahwa ada yang tidak beres pada lingkungan, agar kita bersiap menghadapi pencemaran yang berdampak langsung pada diri kita sendiri.”

Baca Juga: Ada Cerita Lain dari Perpecahan Etnis Serbia – Albania di Kosovo

“Lembaga-lembaga terkait harus mengambil tindakan untuk menghentikan degradasi lingkungan, dan manusia harus mulai mempertimbangkan spesies serangga ini sebagai bagian dari kehidupan mereka,” kata Ibrahimi.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x