Kompas TV internasional kompas dunia

Terusan Suez Kembali Beroperasi Setelah Kapal Kargo Raksasa Ever Given Bebas dan Kembali Mengapung

Kompas.tv - 29 Maret 2021, 23:56 WIB
terusan-suez-kembali-beroperasi-setelah-kapal-kargo-raksasa-ever-given-bebas-dan-kembali-mengapung
Dalam foto yang dirilis oleh Otoritas Terusan Suez, Ever Given, kapal kargo berbendera Panama itu ditemani kapal tunda saat melaju di Terusan Suez, Mesir, Senin 29 Maret 2021. Tim penyelamat hari Senin membebaskan kapal kontainer kolosal itu dan mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu arteri maritim paling vital di dunia selama hampir seminggu. (Sumber: Suez Canal Authority via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

SUEZ, KOMPAS.TV - Lalu lintas Pengiriman Laut melalui Terusan Suez Mesir dilanjutkan pada hari Senin, (29/03/2021) setelah kapal kontainer raksasa yang telah memblokir jalur air yang sibuk selama hampir seminggu diapungkan kembali, kata Otoritas Kanal Mesir seperti dilansir Associated Press, Senin (29/03/2021).

Tim penyelamat membebaskan kapal kontainer kolosal yang terjebak selama hampir seminggu di Terusan Suez, mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu jalur transportasi laut paling vital di dunia yang menghilangkan potensi perdagangan maritim miliaran dolar sehari.

Dibantu oleh air pasang, sekelompok kapal tunda menarik kapal kargo Ever Given dari tepi kanal yang berpasir, tempat ia kandas sejak 23 Maret lalu

Kapal tunda membunyikan klakson dengan gembira saat mereka berhasil menarik dan membawa Ever Given kembali mengapung sehingga dapat ditarik untuk diperiksa seluruh aspek keamanan dan keselamatannya.

Baca Juga: Kapal Kargo The Ever Given yang Kandas di Terusan Suez Sudah Mulai Bisa Diselamatkan

Dalam foto yang dirilis oleh Otoritas Terusan Suez, Ever Given, kapal kargo berbendera Panama itu ditemani kapal tunda saat melaju di Terusan Suez, Mesir, Senin 29 Maret 2021. Tim penyelamat hari Senin membebaskan kapal kontainer kolosal itu dan mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu arteri maritim paling vital di dunia selama hampir seminggu. (Sumber: Suez Canal Authority via AP)

Kapal raksasa itu ditarik menuju Great Bitter Lake, hamparan air yang luas di tengah-tengah antara ujung utara dan selatan kanal, di mana kapal itu akan diperiksa, kata Evergreen Marine Corp., perusahaan pelayaran besar yang berbasis di Taiwan yang mengoperasikan kapal tersebut.

“Kami berhasil!” kata Peter Berdowski, CEO Boskalis, perusahaan penyelamat yang disewa untuk mengekstrak Ever Given, dalam sebuah pernyataan. “Saya sangat senang mengumumkan bahwa tim ahli kami, bekerja sama erat dengan Otoritas Terusan Suez, berhasil mengapungkan kembali Ever Given… sehingga memungkinkan jalan bebas melalui Terusan Suez kembali.”

Diterpa badai pasir, Ever Given menabrak tepian kanal satu jalur, sekitar 6 kilometer di utara pintu masuk selatan, dekat kota Suez.

Baca Juga: Kapal Ever Given Terjebak di Terusan Suez, Ekspor Impor RI Terganggu

Kandasnya Ever Given menciptakan kemacetan besar-besaran yang merugikan hingga 9 miliar dollar per hari dalam perdagangan dan rantai pasokan dunia yang sudah kepayahan terbebani pandemi Covid-19.

Setidaknya 367 kapal kargo yang mengangkut segala rupa mulai dari minyak mentah hingga ternak, harus mengantri saat mereka menunggu untuk melintasi kanal.

Lusinan kapal lainnya memilih untuk mengambil rute alternatif yang panjang memutari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika - jalan memutar 5.000 kilometer yang menghabiskan ratusan ribu dollar tambahan biaya bahan bakar dan biaya lainnya.

Mesir yang menganggap Terusan Suez sebagai sumber kebanggaan nasional dan pendapatan penting, kehilangan lebih dari 95 juta dollar ongkos dan potensi pendapatan, menurut perusahaan data Refinitiv.

Bahkan saat pekerjaan penyelamatan berlanjut, Presiden Abdel Fattah el-Sissi, yang selama berhari-hari diam tentang krisis, memuji peristiwa yang terjadi hari Senin.

"Orang Mesir telah berhasil mengakhiri krisis," tulisnya di Facebook, "terlepas dari kerumitan teknis yang sangat besar."

Di desa Amer yang menghadap ke kanal, warga bersorak saat kapal melaju. Banyak yang bergegas untuk melihat lebih dekat. “Misi selesai,” kata seorang warga desa Abdalla Ramadan. Seluruh dunia merasa lega.

Baca Juga: Sebelum Ever Given Kandas, Perang dan Serangan Pemberontak pun Pernah Terjadi di Terusan Suez

Dalam foto yang dirilis oleh Otoritas Terusan Suez, Ever Given, kapal kargo berbendera Panama itu ditemani kapal tunda saat melaju di Terusan Suez, Mesir, Senin 29 Maret 2021. Tim penyelamat hari Senin membebaskan kapal kontainer kolosal itu dan mengakhiri krisis yang telah menyumbat salah satu arteri maritim paling vital di dunia selama hampir seminggu. (Sumber: Suez Canal Authority via AP)

Kedutaan Besar AS di Kairo mentweet ucapan selamatnya kepada Mesir.

Meskipun Terusan Suez sekarang tidak terblokir, tidak jelas kapan lalu lintas akan kembali normal. Analis memperkirakan dibutuhkan setidaknya 10 hari lagi untuk mengurai tumpukan kapal yang mengantri di kedua ujungnya.

Terobosan itu terjadi setelah upaya besar selama berhari-hari bersama tim penyelamat elit dari Belanda. Kapal tunda mendorong dan menarik untuk menggerakkan kapal kargo raksasa itu dari pantai, dibantu air pasang pada Senin fajar yang mengakibatkan kapal terapung sebagian.

Kapal keruk khusus bekerja menggali buritan dan menyedot pasir serta lumpur dari bawah haluan.

Operasi itu sangat rumit. Sementara Ever Given kandas, pasang naik dan turunnya memberi tekanan pada kapal yang panjangnya 400 meter itu, meningkatkan kekhawatiran kapal bisa retak atau pecah.

Baca Juga: 320 Kapal Menumpuk di Terusan Suez, Dua Tugboat Tambahan Dikerahkan untuk Mengeluarkan Ever Given

Setelah Ever Given diinspeksi di Great Bitter Lake, pejabat akan memutuskan apakah kapal berbendera Panama milik Jepang yang mengangkut barang dari Asia ke Eropa akan melanjutkan ke tujuan awalnya di Rotterdam, atau harus memasuki pelabuhan lain untuk diperbaiki.

Krisis menyoroti jalur perdagangan penting yang membawa lebih dari 10% perdagangan global, termasuk 7% minyak dunia. Lebih dari 19.000 kapal yang mengangkut barang-barang konsumen buatan China dan jutaan barel minyak dan gas alam cair mengalir melalui arteri dari Timur Tengah dan Asia ke Eropa dan Amerika Utara.

Penutupan yang belum pernah terjadi sebelumnya itu menimbulkan kekhawatiran atas kemungkinan penundaan yang berkepanjangan sehingga bisa mengurangi pasokan barang yang ujungnya kenaikan biaya yang dibebankan kepada konsumen.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x