Kompas TV internasional kompas dunia

Korea Utara Kembali Uji Tembak Peluru Kendali Balistik Jarak Pendek

Kompas.tv - 25 Maret 2021, 13:23 WIB
korea-utara-kembali-uji-tembak-peluru-kendali-balistik-jarak-pendek
Rudal kapal selam terbaru milik Korea Utara yang dipertunjukkan pada parade militer, Kamis (14/1/2021). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara pada Kamis, (25/03/2021) melakukan uji coba rudal balistik pertamanya sejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjabat.  Hal ini  meningkatkan tekanan pada Washington sementara negosiasi nuklir tetap mandek, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (25/03/2021)

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengatakan peluncuran tersebut mengancam "perdamaian dan keamanan di Jepang dan kawasan", dan Tokyo akan berkoordinasi erat dengan Washington dan Seoul untuk memantau Korea Utara.

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Chung Eui-yong, setelah bertemu dengan mitranya dari Rusia di Seoul, menyatakan "keprihatinan yang mendalam" atas peluncuran tersebut dan mendesak Korea Utara menjunjung tinggi komitmennya untuk perdamaian.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyerukan dimulainya kembali dialog secepatnya untuk menyelesaikan perselisihan dengan Korea Utara.

Baca Juga: Usai Kecam AS dan Korea Selatan, Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Jarak Pendek

Sebuah foto peluncuran rudal Korea Utara dipajang di Pos Pengamatan Unifikasi di Paju, dekat perbatasan dengan Korea Utara, Korea Selatan, Rabu, 24 Maret 2021. (Sumber: AP Photo/Ahn Young-joon)

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dua rudal jarak pendek ditembakkan pada pukul 7.06  dan 7.25 pagi hari Kamis, (25/03/2021) dari daerah di pantai timur Korea Selatan dan terbang 450 kilometer pada puncak ketinggian 60 kilometer sebelum mendarat di laut.

Dilaporkan militer Korea Selatan telah meningkatkan pemantauan jika terjadi "provokasi lebih lanjut" dari Utara.

Seorang pejabat senior AS, yang berbicara secara anonim mengatakan Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek.

“Kegiatan ini menyoroti ancaman yang ditimbulkan oleh program senjata terlarang Korea Utara terhadap tetangganya dan komunitas internasional,” kata juru bicara Komando Indo-Pasifik AS Kapten Mike Kafka.

Baca Juga: Korea Utara Putus Hubungan Diplomatik dengan Malaysia, Kenapa?

Peluncuran itu dilakukan sehari setelah pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan Korut menembakkan senjata jarak pendek yang diduga rudal jelajah ke laut baratnya selama akhir pekan.

Peluncuran pada Kamis adalah provokasi terukur dibandingkan dengan uji coba rudal nuklir dan antarbenua pada 2017 yang membuat khawatir adanya perang sebelum Korea Utara beralih ke diplomasi dengan pemerintahan Trump pada 2018.

Para pengamat mengatakan Korea Utara secara bertahap menampilkan keampuhan senjatanya untuk meningkatkan daya tawar karena akan kembali ke pembicaraan yang macet. 

Korea Utara terlihat ingin memanfaatkan senjata nuklir untuk keuntungan ekonomi yang saat ini sangat dibutuhkan.

Baca Juga: Seluruh Staf Internasional PBB Sudah Tidak Lagi Berkantor di Korea Utara

Tentara Korea Utara. Korea Utara pad. a Kamis, (25/03/2021) melakukan uji coba rudal balistik pertamanya sejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjabat, meningkatkan tekanan pada Washington sementara negosiasi nuklir tetap mandek, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (25/03/2021)(Sumber: AP Photo)

Tidak jelas bagaimana pemerintahan Biden akan menanggapi karena masih melakukan tinjauan kebijakan tentang Korea Utara dalam beberapa minggu mendatang.

Negosiasi program nuklir Korea Utara tersendat setelah runtuhnya KTT kedua Kim Jong Un dengan Presiden Donald Trump pada Februari 2019, ketika Amerika Serikat menolak tuntutan Korea Utara untuk pencabutan sanksi besar dengan imbalan penyerahan sebagian dari kemampuan nuklir mereka.

Sejak pertemuan pertama Trump dengan Kim pada 2018, Korea Utara belum melakukan uji coba nuklir atau rudal jarak jauh, meskipun para analis yakin Korea Utara  telah melanjutkan program mereka pada keduanya.

Korea Utara terus melanjutkan uji coba rudal jarak pendek dan menengah selama penangguhan uji coba nuklir dan jarak jauh, memperluas kemampuannya untuk menyerang target di Korea Selatan dan Jepang, termasuk pangkalan AS di sana.

Baca Juga: Malaysia Minta Perwakilan Korea Utara Keluar dari Kuala Lumpur dalam Waktu 48 Jam

Kim Dong-yub, seorang analis dari Institut Kajian Timur Jauh Korea Selatan, mengatakan data penerbangan yang dirilis oleh militer Korea Selatan menunjukkan Korea Utara kemungkinan menguji sistem bahan bakar padat baru, yang meniru sistem bahan bakar rudal balistik seluler 9K720 Iskander Rusia.

Rudal ini, yang oleh para analis dianggap berpotensi memiliki kemampuan nuklir, dirancang untuk mampu bermanuver dan berjalan pada lintasan yang lebih rendah dibandingkan dengan kebanyakan senjata balistik lainnya.

Kim mengatakan mungkin juga Korea Utara menguji beberapa peluncur roket barunya atau sistem balistik berbahan bakar padat lainnya yang secara lahiriah menyerupai Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat AS MGM-140.

Korea Utara telah melakukan setidaknya 16 peluncuran senjata jarak pendek baru sejak pertama kali diluncurkan pada 2019. Korea Utara sejauh ini mengabaikan upaya pemerintah AS untuk kembali menjalin kontak dengan mengatakan mereka tidak akan terlibat dalam pembicaraan yang berarti kecuali Washington meninggalkan kebijakan "permusuhan" -nya.

Baca Juga: Akibat Menonton Video Porno, Remaja Korea Utara Diasingkan Bersama Keluarganya ke Desa

Korea Utara pada Kamis, (25/03/2021) melakukan uji coba rudal balistik pertamanya sejak Presiden Amerika Serikat Joe Biden menjabat, meningkatkan tekanan pada Washington sementara negosiasi nuklir tetap mandek, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (25/03/2021) (Sumber: (AFP/KCNA VIA KNS))

Adik perempuan Kim Jong Un pekan lalu mencaci Amerika Serikat atas putaran digelarnya latihan militer gabungan dengan Korea Selatan yang berakhir awal bulan ini. Adik perempuan Kim Jong Un  menggambarkan latihan tersebut sebagai gladi resik dan memperingatkan Washington untuk "menahan diri dari menimbulkan bau tak sedap", jika ingin   "Tidur dalam damai" selama empat tahun ke depan.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan uji coba jarak pendek Korea Utara pada hari Minggu adalah penembakan rudal pertama sejak April 2020.

Presiden Joe Biden mengecilkan peluncuran itu, mengatakan kepada wartawan, "Tidak ada kerutan baru dalam apa yang mereka lakukan."

Sementara Kim telah berjanji untuk memperkuat program senjata nuklirnya dalam pidatonya baru-baru ini. Dia juga mencoba memberi pembukaan kepada pemerintahan baru AS dengan mengatakan bahwa nasib hubungan mereka bergantung pada Washington.

Selama kunjungannya ke Seoul minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan keras mengkritik ambisi nuklir Korea Utara dan catatan hak asasi manusia mereka, serta menekan China untuk menggunakan "pengaruh yang luar biasa" untuk meyakinkan Korea Utara agar melakukan denuklirisasi.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x