Kompas TV internasional kompas dunia

Kisah Ulama Afrika Selatan Perangi Narkoba dan Gangster dengan Zikir

Kompas.tv - 2 Maret 2021, 05:00 WIB
kisah-ulama-afrika-selatan-perangi-narkoba-dan-gangster-dengan-zikir
Ilustrasi zikir dan doa. (Sumber: Tribunnews)
Penulis : Ahmad Zuhad

CAPE TOWN, KOMPAS.TV - Sekelompok ulama melakukan misi unik sejak 2018 untuk mendamaikan daerah Manenberg, Cape Town, Afrika Selatan. Wilayah ini kerap menghadapi masalah terkait narkoba dan kekerasan akibat geng.

Para pemuka agama ini memerangi kekerasan dengan mengadakan zikir tiap Kamis malam di gang-gang kota itu.

Seorang ulama bernama Sheikh Mogamad Saalieg Isaacs mengatakan, ia tak pernah menjumpai lagi perkelahian antar geng selama tiga tahun terakhir saat zikir selama satu setengah jam itu.

Baca Juga: Kuli Bangunan Gali Terowongan Bawah Tanah untuk Selingkuh dengan Istri Tetangga

"Ada waktu-waktu tertentu antara 2018 dan 2019, saat-saat kejahatan di Manenberg menurun selama kami mengadakan acara zikir,” tutur Sheikh Isaacs.

Ia mengungkapkan, biasanya 100 hingga 400 orang menghadiri acara zikir itu.

Mereka juga pernah mengadakan zikir untuk melawan kekerasan yang kerap menelan korban perempuan. Isaacs mengklaim, setidaknya 2.000 hadir pada acara itu.

“Bukan tentang angka, yang luar biasa adalah terlepas dari segala hal yang terjadi, kami dapat melakukan zikir secara konsisten selama tiga tahun terakhir,” kata Isaacs.

Para ulama ini berasal dari komunitas etnis campuran Afrika-Asia bernama Cape Malays. Pengaruh budaya ini membuat alunan zikir di Manenberg memiliki nada yang unik.

Baca Juga: Kenapa Sisi Kiri Wajah Lebih Bagus Buat Selfie? Ini Penjelasannya

Manenberg adalah wilayah bentukan pemerintah apartheid pada dekade 1960. Daerah ini sengaja dibuat untuk orang kulit berwarna yang miskin.

Peraturan apartheid saat itu memaksa warga kulit berwarna hidup terpisah dari pemukiman orang kulit putih di bagian kota yang lebih makmur.

Kemiskinan, kejahatan dan kekerasan geng adalah hal biasa di wilayah berpenduduk lebih dari 52 ribu orang ini.

Pemerintah menetapkan Manenberg sebagai zona merah bahaya pada pertengahan 2015. Sampai kini, perkelahian intens dan penembakan masih terjadi di daerah ini.

Para ulama yang kerap mengadakan zikir itu mengatakan, kekerasan di Manenberg tak akan hilang akibat kurangnya upaya pemerintah.

Baca Juga: Bacaan Lengkap Niat Sholat Tahajud, Doa dan Keutamaannya

Sheikh Isaacs mengatakan dialog antara tokoh dari berbagai agama dapat mengawali perubahan yang baik. Menurutnya, kejahatan tidak membedakan agama satu dengan yang lain.

Isaacs juga berharap pemerintah mengurangi kepadatan pemukiman di daerah sana dengan membantu warga pindah ke tempat lain. Ia ingin aparat keamanan juga ditambah.

Meski begitu, kelompok pemuka agama ini terus berusaha membawa kedamaian di Manenberg.

Seorang anggota senior geng di Manenberg membagikan bahan makanan bersama anggota geng rivalnya berkat tuntunan kelompok ulama di sana. (Sumber: AP Photo/Nardus Engelbrecht)

Sheikh Isaacs mengatakan, kini para gangster di beberapa lokasi zikir kerap membantu menggelar sajadah sebelum acara mulai.

Acara ini juga kerap menarik sebagian warga beragama Kristen di daerah itu. Mereka ikut untuk menonton zikir itu dari rusun mereka.

Baca Juga: Tak Menafkahi Anak Berhakkah Jadi Wali Nikah?

Ketika wartawan BBC mendatangi tempat itu, ulama bernama Sheikh Hasan Pandy berceramah soal berharganya seorang ibu. Menggunakan pengeras suara, ia juga menyampaikan pesan kesetaraan gender dan bahaya penyalahgunaan narkoba.

Penyelenggara acara zikir ini juga beberapa kali mencoba mendatangkan pendeta Kristen untuk ikut berceramah.

"Zikir telah membuat ketenangan di Manenberg," kata Sheikh Isaacs.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x