Kompas TV internasional kompas dunia

Apa Kabar Covax, Rencana Penyediaan Vaksin Bagi Negara-Negara Miskin Dunia?

Kompas.tv - 16 Februari 2021, 08:00 WIB
apa-kabar-covax-rencana-penyediaan-vaksin-bagi-negara-negara-miskin-dunia
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford (Sumber: AP Photo)
Penulis : Vyara Lestari

JENEWA, KOMPAS.TV – Waktu peluncuran Covax sudah menjelang di depan mata. Covax merupakan program besutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bertujuan membagikan vaksin bagi ratusan juta orang yang membutuhkan di seluruh dunia, terutama di negara-negara miskin dan berkembang.

Lebih dari 2 bulan setelah negara-negara macam Inggris dan Amerika Serikat (AS) memulai program imunisasi mereka bagi kelompok-kelompok orang yang rentan, badan kesehatan dunia WHO akhirnya menyetujui penggunaan darurat vaksin besutan Universitas Oxford dan AstraZeneca. Associated Press melaporkan, momen ini seharusnya membuat Covax melepas persediaan ratusan juta dosis persediaan vaksinnya.

Baca Juga: WHO Resmi Setujui Vaksin Covid-19 AstraZeneca Untuk Penggunaan Darurat

Covax seharusnya juga memulai program vaksinasinya di negara-negara miskin saat negara-negara kaya memulai program imunisasi mereka. Tapi Covax ketinggalan. Sejumlah negara berkembang yang telah menandatangani kesepakatan pembelian vaksin dengan Covax, khawatir Covax tidak akan mengirimkan vaksin mereka.

Namun, WHO dan mitranya berharap, Covax dapat segera mendistribusikan vaksin dalam bulan ini.  

Namun, sebelum melangkah lebih jauh, ini sekelumit fakta tentang Covax:

Apakah Covax, dan mengapa ia penting?

Covax merupakan program kerja sama yang bertujuan memastikan negara miskin dan berkembang dapat memperoleh akses yang adil terhadap vaksin Covid-19. Melalui Covax, sejumlah negara dapat membeli vaksin, dan lainnya bisa mendapatkannya dengan gratis berkat negara-negara pendonor dan amal.

Covax berharap dapat mendistribusikan 336 juta dosis hingga akhir Juni, dan sekitar 2 milyar dosis hingga akhir tahun 2021.

Baca Juga: Menlu Terpilih Co-Chair Covax Amc, Untungkan Jatah Vaksin Di Indonesia? - ROSI

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pekan lalu, lebih dari 130 juta dosis vaksin telah didistribusikan secara global. Sebanyak tiga perempat dari jumlah ini didistribusikan ke 10 negara. Hampir 130 negara dengan total populasi 2,5 milyar orang belum menerima vaksin, kata Tedros.

Mengapa Persetujuan untuk Penggunaan Darurat Itu Penting?

Tak seperti di negara-negara makmur, banyak negara-negara berkembang tidak memiliki sumber daya untuk menentukan apakah vaksin layak disetujui penggunaannya atau tidak. Mereka bergantung pada WHO untuk menentukan keamanan, efektivitas dan kelayakan pembuatan vaksin.

Momen paling berdampak bagi Covax adalah saat PBB menyetujui vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat pada Senin (15/2). Lantaran, Covax telah membeli ratusan juta dosis vaksin ini, meskipun tidak ada jaminan kapan negara-negara peserta Covax akan menerimanya. Institut Serum India, yang akan memproduksi mayoritas vaksin ini, telah menyatakan sebelumnya bahwa penyediaan vaksin bagi Covax akan dikalibrasikan dengan kebutuhan domestik India dan negara-negara lain.

Baca Juga: Indonesia Kejar Pengadaan Vaksin Corona dari COVAX WHO

Namun, baru-baru ini muncul sejumlah pertanyaan tentang penggunaan vaksin terkait menyebarnya varian baru virus yang pertaa teridentifikasi di Afrika Selatan. Studi awal menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca kurang efektif melawan varian virus ini, dan pemerintah Afrika Selatan telah menunda rencana untuk mendistribusikan pasokan vaksin miliknya. Pekan lalu, WHO menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca akan tetap digunakan di negara-negara yang mendeteksi varian virus itu. Namun, kepala Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit Afrika justru memperingatkan negara-negara Afrika untuk memprioritaskan vaksin lain.

Siapa Yang Pertama Memperoleh Dosis Vaksin?

Para pemimpin Covax sendiri tidak menyebutkan hal ini.

Gian Gandhi, koordinator pasokan Covax dari UNICEF – badan anak-anak PBB – mengatakan, konfirmasi dosis yang akan didistribusikan akan dilakukan jika WHO telah menyetujui vaksin AstraZeneca.

Baca Juga: Penasihat Ahli WHO Rekomendasikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca

 WHO memperhitungkan kesiapan dan kebutuhan, dan telah memprioritaskan vaksin bagi para pekerja kesehatan dan orang-orang yang rentan, seperti kaum manula.

“Pendistribusian akan bervariasi antara negara yang satu dan lainnya,” kata Gandhi. “Dalam beberapa kasus, jangka waktu distribusi bisa berkisar dalam hitungan hari dan minggu; sementara untuk yang lainnya bisa berkisar dalam rentang beberapa minggu.”




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x