Kompas TV internasional kompas dunia

PBB Setujui Vaksin AstraZaneca, Benarkah Negara Miskin Jadi Prioritas Penerima Vaksin?

Kompas.tv - 16 Februari 2021, 07:20 WIB
pbb-setujui-vaksin-astrazaneca-benarkah-negara-miskin-jadi-prioritas-penerima-vaksin
Seorang perawat Maroko memberikan vaksin Covid-19 buatan Oxford AstraZeneca kepada seorang petugas kesehatan, di Rumah Sakit Cheikh Khalifa di Casablanca, Maroko, Sabtu 20 Januari 2021. Organisasi Kesehatan Dunia pada Senin 15 Februari 2021, memberikan otorisasi darurat untuk vaksin virus corona yang dibuat oleh AstraZeneca. (Sumber: AP / Abdeljalil Bounhar)
Penulis : Tussie Ayu

Baca Juga: Brasil Setujui Penggunaan Sinovac dan AstraZaneca, Tolak Penggunaan Sputnik V

Lampu hijau WHO untuk vaksin AstraZeneca merupakan yang kedua yang dikeluarkan, setelah mengesahkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech pada bulan Desember. Pengumuman ini akan memungkinkan dikirimkannya ratusan juta dosis vaksin ke negara-negara yang telah mendaftar untuk upaya COVAX yang didukung PBB. COVAX merupakan program yang bertujuan untuk mengirimkan vaksin kepada negara-negara paling rentan di dunia.

“Negara-negara yang tidak memiliki akses ke vaksin hingga saat ini, akhirnya dapat mulai memvaksinasi petugas kesehatan dan populasi yang berisiko,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat dan Produk Kesehatan, seperti dikutip dari the Associated Press.

Pandemi virus corona telah menginfeksi sekitar 109 juta orang di seluruh dunia dan menewaskan sedikitnya 2,4 juta di antaranya. Namun banyak negara-negara miskin di dunia yang belum memulai program vaksinasi. Sedangkan negara-negara kaya harus menghadapi kekurangan dosis vaksin karena produsen masih berjuang untuk meningkatkan produksi.

Baca Juga: Rusia dan AstraZaneca Tandatangani Kerjasama Pembuatan Vaksin Covid-19

Vaksin AstraZeneca telah disahkan di lebih dari 50 negara, termasuk Inggris, India, Argentina, dan Meksiko. Vaksin ini lebih murah dan lebih mudah digunakan daripada vaksin Pfizer-BioNTech, yang membutuhkan penyimpanan dingin. Penyimpanan dingin tidak tersebar luas di banyak negara berkembang.

Kedua vaksin tersebut membutuhkan dua kali dosis suntikan per orang, selama selang beberapa minggu.

Pekan lalu, pakar vaksin WHO merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca untuk orang berusia di atas 18 tahun, termasuk di negara-negara yang sudah mendeteksi varian baru Covid-19, seperti varian Inggris dan Afrika Selatan yang lebih menular.

Baca Juga: Indonesia Batal Beli Vaksin AstraZaneca, Airlangga: Kita Belum Putuskan



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x