Kompas TV internasional kompas dunia

Indonesia - Israel Nyaris Buka Hubungan Diplomatik Tapi Waktu Tidak Cukup, kata Pejabat Senior Trump

Kompas.tv - 20 Januari 2021, 07:43 WIB
indonesia-israel-nyaris-buka-hubungan-diplomatik-tapi-waktu-tidak-cukup-kata-pejabat-senior-trump
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kiri, Presiden Donald Trump, Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa dan Menteri Luar Negeri UAE Abdullah bin Zayed al-Nahyan di Blue Room Balcony setelah penandatanganan normalisasi hubungan diplomatik, Selasa, 15 September 2020, di Washington. Mauritania dan Indonesia dilaporkan menjadi negara berikutnya yang menormalisasi hubungan diplomatik dengan Israel tapi pemerintahan Trump kehabisan waktu, demikain dilaporkan Times of Israel 19 Januari 2021  (Sumber: (Foto AP / Alex Brandon)
Penulis : Edwin Shri Bimo

JAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia dan Mauritania nyaris menjadi negara berikutnya yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel, demikian dilaporkan Times of Israel Rabu (20/01/2021), berdasarkan wawancara mereka dengan dua pejabat pemerintahan Donald Trump yang tidak disebutkan namanya. 

Dalam wawancara tersebut dua pejabat penting pemerintahan Trump mengatakan, tim perdamaian AS tinggal 'beberapa minggu' saja dari menandatangani kesepakatan dengan Mauritania untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, sementara Jakarta, Indonesia tidak jauh di belakang Mauritania. 

Amerika Serikat hampir deal dengan Mauritania dan Indonesia untuk menjadi negara Muslim berikutnya yang menormalkan hubungan dengan Israel, tetapi kehabisan waktu sebelum masa jabatan presiden Trump berakhir, kata dua pejabat AS itu kepada The Times of Israel .

Baca Juga: Menlu Retno Tegaskan Hubungan Indonesia dengan Israel

Mauritania

Kesepakatan dengan Mauritania adalah yang paling dekat untuk dicapai, dengan para pejabat AS percaya bahwa mereka hanya beberapa minggu lagi untuk menyelesaikan kesepakatan.

Mauritania diidentifikasi oleh delegasi yang dipimpin penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner dan utusan khusus Avi Berkowitz sebagai kandidat yang mungkin akan menyusul Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko dalam normalisasi dengan negara Yahudi, mengingat negara itu pernah memiliki hubungan dengan Israel.

Mauritania anggota ketiga Liga Arab yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel pada 1999, tetapi memutuskan hubungan 10 tahun kemudian karena perang Gaza 2008-2009 antara Israel melawan kelompok Hamas.

Baca Juga: Arab Saudi Siap Lakukan Normalisasi Hubungan dengan Israel, Tapi Ada Syaratnya

Setelah UEA setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel pada bulan Agustus, Kementerian Luar Negeri Mauritania memberi dukungan hangat, dengan mengatakan pihaknya mempercayai "kebijaksanaan dan penilaian yang baik" dari Abu Dhabi dalam menandatangani perjanjian tersebut.

Mauritania juga memiliki hubungan dekat dengan Maroko, yang juga menjalin hubungan diplomatik dengan Israel pada 1990an namun putus beberapa tahun kemudian.

Tim perdamaian Trump mendorong Rabat, ibukota Maroko, untuk mendorong tetangganya dan sekutunya menjalin hubungan dengan negara Yahudi itu.

Kandidat paling mungkin berikutnya untuk bergabung dengan Abraham Accords adalah Indonesia, kata para pejabat AS tersebut, sambil mengklaim kesepakatan itu mungkin berhasil jika Trump memiliki satu atau dua bulan lagi di kantor sebagai presiden Amerika Serikat. 

Baca Juga: Diplomasi Indonesia di Tahun 2021 Akan Tetap Mendukung Palestina



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x