Kompas TV internasional kompas dunia

Mengapa Polisi AS Tak Berdaya Saat Terjadi Kerusuhan di Gedung Capitol

Kompas.tv - 19 Januari 2021, 03:22 WIB
mengapa-polisi-as-tak-berdaya-saat-terjadi-kerusuhan-di-gedung-capitol
Para perusuh berupaya menerobos barikade penjagaan polisi di Gedung Capitol, Washington, AS pada kerusuhan 6 Januari 2021. (Sumber: AP Photo / John Minchillo)
Penulis : Vyara Lestari

Para pucuk pimpinan tertinggi memberikan penjelasan berbeda tentang mengapa mereka tidak memiliki cukup personil pada hari itu.

Pada The Washington Post, Sund mengaku khawatir akan kemungkinan terjadinya aksi kekerasan dan ingin mendatangkan Tentara Garda Nasional, tapi para sersan DPR dan Senat menolak permintaannya. Untuk mendatangkan Garda Nasional, para sersan yang bersenjata harus bertanya pada para pemimpin kongres lebih dahulu.

Wakil Kepala Staff Ketua DPR Nancy Pelosi, Drew Hammill, mengatakan, para pemimpin kongres tidak mendapat informasi apapun terkait permintaan mendatangkan Garda Nasional sebelum hari kerusuhan. Sementara pemimpin Partai Republik Senator Mitch McConnell, menolak berkomentar.

Tidak jelas mengapa ancaman terjadinya kerusuhan tidak ditanggapi dengan lebih serius.

John Donohue, seorang veteran Departemen Kepolisian New York yang menjadi penasehat Kepolisian Capitol untuk urusan intelijen, mengirimkan sebuah memo pada 3 Januari tentang adanya ancaman potensi serangan terhadap Kongres dari para pendukung Trump. Ini menurut penuturan dua personil penegak hukum yang mengetahui memo yang pertama kali dipublikasikan oleh The Washington Post itu.

Baca Juga: Sikapi Insiden di Capitol Hill, Dubes AS untuk Indonesia Singgung Bhineka Tunggal Ika

Donohue sangat paham akan ancaman ekstrimis. Pada sidang kongres Juli lalu, sebelum ia mulai bertugas menjadi penasehat Kepolisian Capitol, Donohue menyatakan pada para anggota parlemen bahwa pemerintah federal AS membutuhkan sebuah sistem untuk dapat memantau pergerakan kaum ekstrimis domestik di media sosial dengan lebih baik.

"Amerika berada di persimpangan jalan,” katanya dalam sidang. “Persimpangan antara hak konstitusional dan penegakan hukum yang sah sebelumnya tidak pernah berada dalam risiko oleh para aktor domestik seperti sekarang ini, karena para penghasut secara aktif mempromosikan revolusi."

Puluhan ribu personil tentara Garda Nasional kini telah disiagakan untuk mengamankan Capitol menjelang pelantikan Presiden AS Terpilih Joe Biden pada Rabu (20/1) mendatang.

___

Untuk acara-acara besar, Kepolisian Capitol biasanya menggelar rapat terkait tanggung jawab dan rencana-rencana untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Namun, tidak ada pengarahan pada atau sebelum 6 Januari. Masih belum jelas juga apakah Kepolisian Capitol memperbantukan personil yang berjaga semalam sebelumnya atau mendatangkan lebih banyak personil untuk menguatkan pengamanan mereka yang bertugas pada hari itu.

“Pada konser-konser yang digelar selama hari kemerdekaan AS 4 Juli dan Hari Peringatan, kami tidak pernah mendapat ancaman serbuan ke Gedung Capitol,” aku salah seorang personil Kepolisian Capitol. “Tapi kami semua disiagakan, dan ada pengarahan sebelumnya. Tapi ini tidak terjadi pada 6 Januari.”

Baca Juga: Ikut Berdemonstrasi di Gedung Capitol, Para Pendukung Donald Trump Ini Dipecat dari Pekerjaannya

Seorang personil polisi lainnya mengatakan, ia hanya menerima informasi untuk mengenakan helm anti huru hara. Menurutnya, ia terlatih untuk menghadapi kerumunan massa, tapi bukan untuk menangani kerusuhan.

“Dalam benak kami, yang terbayang adalah aksi demonstrasi dengan banyak teriakan dan hujatan. Itu saja,” ujarnya.

Saat Trump menyerukan para pendukungnya untuk menyerbu ke Gedung Capitol, para anggota DPR dan Senat tengah berada dalam gedung untuk mengesahkan kemenangan Biden atas Trump dalam perolehan suara elektoral.

Para pendukung Trump, banyak di antara mereka yang merupakan kelompok sayap kanan dan kaum supremasi kulit putih, mulai mengepung Gedung Capitol dari dua sisi.

Seorang personil yang berjaga di bagian barat gedung yang berseberangan dengan Gedung Putih, segera menyadari bahwa massa yang merangsek masuk tak bermaksud melakukan aksi damai. Para perusuh kemudian mulai menumbangkan pagar dan membuka paksa marka bertuliskan ‘Area Tertutup’. Rekaman video menunjukkan, para perusuh berupaya menerobos masuk gedung dengan memanjat tembok gedung di bagian barat.

Para perusuh tampak membawa serta beragam persenjataan: mulai dari tongkat, tiang bendera, pedang, batere, peluru karet dan semprotan berisi cairan kimia yang jauh lebih lengkap ketimbang yang dimiliki para personil kepolisian. Sejumlah perusuh bahkan menunjukkan lencana lembaga penegak hukum mereka, dan mengklaim bahwa mereka berada di pihak Kepolisian Capitol.

Sebagian besar para perusuh tidak ditangkap, lantaran jumlahnya jauh melebihi jumlah personil keamanan yang bertugas. Inilah yang terjadi saat para perusuh menyerbu para petugas keamanan yang berhasil menangkap dan memborgol seorang perusuh dalam Gedung Capitol.

“Massa perusuh menyerbu dan membawa perusuh yang sebelumya berhasil kami tangkap dan borgol,” ujar seorang personil polisi tak berdaya. “Selain menembak mereka (yang bukan merupakan pilihan karena tidak diijinkan), apalagi yang bisa kami lakukan?!”




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x