Kompas TV genbest siap nikah

Waspada! Seks Bebas Berpotensi Menularkan Penyakit Berbahaya ke Janin

Kompas.tv - 6 Desember 2023, 14:26 WIB
waspada-seks-bebas-berpotensi-menularkan-penyakit-berbahaya-ke-janin
Tidak hanya menular ke orang dewasa, Infeksi Menular Seksual (IMS) bisa ditularkan dari ibu ke janin akibat perilaku seks bebas.  (Sumber: Dok. Shutterstock)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV – Fenomena perilaku seks bebas terutama di era modern ini tampaknya makin mengkhawatirkan, karena makin marak di kalangan remaja.

Mirisnya, menurut survei yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) pada 2023, sebanyak 60 persen remaja mengaku melakukan hubungan seksual pertama kalinya usia 16–17 tahun.

Padahal, perilaku seks bebas di kalangan remaja menyimpan banyak risiko yang tidak bisa dianggap sepele, seperti penyakit menular seksual (PMS). Tidak hanya menular ke orang dewasa, Infeksi Menular Seksual (IMS) bisa ditularkan dari ibu ke janin akibat perilaku seks bebas. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), IMS adalah infeksi menular yang disebabkan mikroorganisme yang sebagian besar ditularkan melalui kontak seksual.

Di Indonesia setidaknya ada sebelas jenis IMS yang patut diwaspadai, termasuk dua diantaranya yang dapat menular dari ibu ke anak.

 

HIV/ AIDS yang Menular dari Ibu ke Anak

Virus Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang juga dikenal sebagai HIV, menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Jika dibiarkan berkembang, penderitanya akan mengalami penyakit yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi hampir tidak ada sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit.

HIV/AIDS menjadi momok dalam masyarakat karena virusnya dapat tetap berada di tubuh seumur hidup dan saat ini belum ada metode pengobatan yang 100 persen ampuh mengobati HIV.

Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama kehamilan, saat proses kelahiran, atau melalui menyusui. Dampaknya, bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV akan membawa status HIV sepanjang hidupnya. 

Tingginya tingkat penularan HIV pada ibu rumah tangga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai dampak penyakit ini.

Dalam sejumlah kasus, bahkan sang ibu tidak menyadari bahwa dirinya adalah carrier atau pembawa virus yang menularkan pada bayi. Pada kasus lain, tak jarang ibu tertular suami yang secara aktif melakukan seks bebas.

 

Sifilis, IMS yang Menular dari Ibu ke Anak

Selain HIV/AIDS, penyakit sifilis atau yang dikenal sebagai raja singa juga dapat menular dari ibu ke anak. Sifilis biasanya ditandai dengan munculnya ruam pada bagian kulit tertentu, seperti di area mulut, dubur, atau di dalam vagina.

Tanpa pengobatan yang tepat, sifilis dapat mengakibatkan komplikasi serius, termasuk kebutaan dan penyakit jantung. Sifilis yang terjadi selama kehamilan dapat menimbulkan sejumlah komplikasi, seperti keguguran, kematian janin, atau kematian bayi setelah lahir.

Bayi yang berhasil bertahan hidup namun terinfeksi sifilis bawaan (sifilis kongenital) berisiko mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, organ limpa, dan dapat menimbulkan cacat.

Penting untuk dicatat bahwa pasien yang tidak mendapatkan pengobatan berpotensi menularkan sifilis ke janin.

 

Pencegahan HIV/ AIDS dan Sifilis

Setelah memahami bahwa terdapat penyakit seksual yang dapat menular dari ibu ke anak, tentunya Anda makin waspada terhadap kesehatan keluarga. Berikut langkah pencegahan yang bisa dilakukan sedini mungkin.

  1. Melakukan aktivitas seksual secara aman, baik secara hubungan dan pasangan eksklusif (tidak bergonta-ganti pasangan).
  2. Usahakan selalu menggunakan kondom saat berhubungan seksual dengan pasangan untuk mengurangi risiko penularan.
  3. Melakukan skrining pada pasangan, terutama yang akan menikah dan ibu hamil.
  4. Konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain tentang cara pencegahan HIV/ AIDS dan Sifilis yang efektif.

Pemahaman menyeluruh terkait bahaya HIV/ AIDS dan Sifilis diharapkan dapat mengurangi dampaknya bagi generasi mendatang. Karena itu, dibutuhkan upaya kolaboratif semua pihak sehingga dapat melindungi ibu dan bayi serta menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi semua anak-anak Indonesia.

———

Sumber:



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x