Kompas TV feature tips, trik, dan tutorial

Musim Hujan Sebabkan Anak Pilek? Lakukan 6 Hal Sederhana ini untuk Pertolongan Pertama

Kompas.tv - 8 Desember 2022, 06:05 WIB
musim-hujan-sebabkan-anak-pilek-lakukan-6-hal-sederhana-ini-untuk-pertolongan-pertama
Ilustrasi demam. Saat musim hujan seperti saat ini, tak jarang anak terserang penyakit seperti batuk, pilek, atau demam. Penting bagi orang tua untuk mengetahui hal yang perlu dilakukan. (Sumber: pixabay.com)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Vyara Lestari

Orang tua, kata dia, tidak perlu panik dalam mengatasi anak yang sedang sakit. Sebab, saat panik, kemungkinan penanganan yang diambil tidak tepat.

3. Penuhi kebutuhan cairan tubuh

Dalam mengobati anak yang sedang sakit, khususnya demam, memenuhi kebutuhan cairan tubuh merupakan salah satu faktor penting.

Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang baik untuk mencegahnya dehidrasi. Caranya bisa dengan memberikan minum air putih secara berkala.

Jika anak masih mengonsumsi ASI, maka maksimalkan pemberian ASI-nya. Memenuhi kebutuhan cairan ini dapat menjadi metode efektif untuk menurunkan demam dengan memperbanyak asupan air putih atau cairan lainnya. 

4. Buat anak merasa nyaman

Saat dalam keadaan sakit, sebetulnya anak membutuhkan kenyamanan, khususnya pada gejala pilek atau batuk.

Ada beberapa cara untuk melegakan pernapasan anak, di antaranya menggunakan minyak esensial seperti lavender, minyak kayu putih dan beberapa jenis minyak esensial lainnya.

Minyak esensial juga dapat memberikan sensasi terapeutik yang dapat membuat anak merasa lebih nyaman ketika menghirup aromanya.

5. Memijat anak

Pada anak dengan gejala seperti batuk dan pilek, memijatnya dapat meredakan keluhan tersebut, misalnya di area pipi di dekat bawah mata yang mampu meredakan hidung tersumbat.

Sementara untuk gejala batuk, para orang tua bisa menggunakan minyak esensial untuk memijat dan mengelus area dadanya untuk membuat si kecil merasa nyaman serta melegakan tenggorokannya.

6. Kenali tanda bahaya

Jika kelima hal di atas sudah dilakukan, setidaknya obat medis dapat dijadikan sebagai alternatif terakhir jika gejalanya tidak mereda dalam beberapa hari.

Selama fase tersebut, kenali pula sejumlah tanda bahaya yang dapat muncul dan menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang lain. Misalnya pada gejala seperti batuk, pilek dan sesak.

Cara mengenali tanda bahaya dapat dilakukan dengan menghitung kecepatan napas anak saat tertidur.

Anak usia 0-2 bulan normalnya 60 kali bernapas selama 1 menit. Pada anak usia 2 bulan - 1 tahun, normal kecepatan napasnya 50 kali dalam semenit.

Baca Juga: Cara Mengatasi Setelah Terkena Patil Lele, Benarkah Bisa Bikin Demam?

Anak usia 1-5 tahun, normalnya bernapas 40 kali dalam semenit, sedangkan di usia 5 tahun ke atas, sekitar 30 kali semenit.

Jika lebih dari itu, kemungkinan si kecil mengalami kesulitan bernapas dan perlu dibawa ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sementara pada gejala seperti demam, bila anak mengalami kejang, itu merupakan tanda bahaya, sehingga juga perlu diperiksa oleh dokter.


 

 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x