Kompas TV feature bagaimana sesuatu bekerja

Ilmu Titen Pranata Mangsa, Cara Orang Jawa Tentukan Musim untuk Bertani dan Perkirakan Cuaca

Kompas.tv - 2 September 2022, 16:11 WIB
ilmu-titen-pranata-mangsa-cara-orang-jawa-tentukan-musim-untuk-bertani-dan-perkirakan-cuaca
Ilustrasi petani. Ilmu titen pranata mangsa digunakan orang Jawa untuk berbagai hal, khususnya bertani. (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Gading Persada

'Pranata mangsa' pada saat itu dipergunakan sebagai petunjuk untuk mempersiapkan diri menghadapi bencana alam dan terkait perkiraan cuaca.

Baca Juga: Hukum Mempercayai Ramalan Cuaca, Benarkah Sama dengan Syirik atau Percaya Dukun?

Ghofur menjelaskan, dalam ilmu pertanian Jawa sebenarnya tak hanya dikenal musim kemarau maupun penghujan, namun juga masa yang dikenal sebagai semplah dan pengarep-arep

Semplah merupakan masa transisi dari musim kemarau ke penghujan sementara pengarep-arep sebaliknya.

“Pemahaman tentang hal ini menjadi dasar petani memperlakukan tanaman padinya. Sebenarnya praktik ini masih banyak digunakan wilayah yang jauh dari akses informasi,” terang Ghofur pada 23 Maret 2022 dilansir dari NU Online

Berdasarkan buku pranata mangsa, ditinjau dari aspek klimatologi, 'pranata mangsa' memberikan informasi mengenai perubahan musim serta waktu-waktu yang dipengaruhi oleh angin disertai arahnya yang dikendalikan oleh peredaran matahari. 

'Pranata mangsa' menggunakan peredaran matahari sebagai acuan dengan siklus berumur 365 hari atau 366 hari yang memuat berbagai fenomena dan gejala alam yang dimanfaatkan sebagai pedoman dalam kegiatan pertanian maupun persiapan diri menghadapi perubahan musim atau mangsa seperti kekeringan, serangan pengganggu tanaman, dan sebagainya yang muncul pada waktu-waktu tertentu. Sifat dan karakteristik muncul tiap kejadian yang berulang-ulang dalam beberapa dekade.

Sebagai pengetahuan fenomenologi, 'pranata mangsa' menekankan pada pemahaman orang-orang untuk bisa belajar dan memahami bagaimana ekosistem bekerja dan dampaknya terhadap manusia.

Baca Juga: 5 Arahan Jokowi soal Perubahan Iklim: Peringatan Dini hingga Pemanfaatan AI dan Big Data

Persoalan dalam ilmu titen, lanjut Ghofur, sebenarnya penting di saat terjadinya akselerasi perubahan dan krisis iklim yang terjadi akhir-akhir ini. 

Akan tetapi, dia menyebut bahwa anomali cuaca yang terjadi sekarang merupakan akibat atau pengaruh dari manusia sendiri.  
 



Sumber : Kompas TV, nu.or.id, uny.ac.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x