Kompas TV entertainment lifestyle

Viral Hamil 1 Jam Langsung Lahiran, Kenali Cryptic Pregnancy atau Kehamilan Samar

Kompas.tv - 21 Juli 2020, 08:59 WIB
viral-hamil-1-jam-langsung-lahiran-kenali-cryptic-pregnancy-atau-kehamilan-samar
Tangkapan layar video ODGJ melahirkan bayi di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, Senin (1/6/2020). (Sumber: Istimewa via Kompas.com)
Penulis : Ade Indra Kusuma

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemberitaan soal seorang perempuan yang hamil hanya 1 jam dan langsung melahirkan sontak membuat geger media sosial. Kabar tersebut dibagikan oleh akun Facebook Tuafik Romdoni pada Minggu (19/7/2020) lalu. Akun tersebut mengunggah video bayi mungil yang baru saja lahir.

Dalam unggahannya, Taufik menuliskan jika wanita tersebut hamil satu jam dan langsung melahirkan bayi laki-laki.

Bahkan wanita itu melahirkan dalam keadaan menstruasi.

“Dimana Allah telah menganugrahkan seorang Bayi Laki-laki kepada sepasang suami istri dengan proses kehamilan hanya satu jam tidak dalam waktu sembilan bulan,” ujarnya dalam sebuah video.

“Bahkan melahirkannya pun dalam keadaan menstruasi, Ini dia ibu Heni, ibu Heni melahirakn seorang bayi laki laki dengan bobot kurang lebih 3,4 kg," ucap Taufik.

Penjelasan medis

Dalam dunia medis, hal ini ternyata seorang perempuan yang tak mengetahui dirinya sudah hamil sampai berbulan-bulan dan ini disebut dengan kehamilan kriptik atau cryptic pregnancy.

Menurut dr Christine Greves, dokter kandungan dari Ohio, ada banyak risiko yang akan didapat apabila wanita tidak tahu kalau sedang hamil.

"Jika seorang wanita tidak menyadari kehamilannya, ia bisa melewatkan pentingnya perawatan prenatal (cek kandungan) dan minum vitamin hamil," ujarnya mengutip Grid.ID seperti melansir Healthline.

Kurangnya asupan gizi yang memadai selama kehamilan dapat menghambat proses tumbuh kembang janin dalam kandungan.

Selain itu, wanita yang tidak tahu dirinya sedang hamil dan masih melanjutkan kebiasaan buruk seperti minum alkohol atau merokok, juga dapat membahayakan keselamatan si janin.

Penyakit yang diidapnya dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan dan saat melahirkan, yang dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Oleh karena itu, memang cukup riskan ketika ibu mengalami cryptic pregnancy.

Penyebab paling utamanya adalah kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotropin) yang rendah dalam darah.

Hormon hCG adalah hormon yang diproduksi oleh plasenta untuk mempertahankan kehamilan dan mendukung perkembangan janin.

Wanita yang menghasilkan hormon HCG dalam jumlah sedikit mungkin akan mendapat hasil yang negatif saat dicek lewat tes pack.

Seorang wanita juga bisa saja terlambat mengetahui dirinya hamil karena alasan lain, seperti mendapatkan hasil tes kehamilan yang tidak akurat.

Ketika sekali cek dan melihat hasilnya negatif, hal ini otomatis membuat wanita tersebut berpikiran bahwa dirinya memang tidak hamil. 

Padahal mungkin hasil tersebut negatif palsu, karena memang belum waktunya bagi tubuh untuk memproduksi hCG.

Hormon hCG biasanya mulai hadir dalam darah kira-kira 6 hari setelah implantasi (sekitar minggu ke-3 kehamilan), dan memuncak dalam 14 minggu setelah hari pertama haid terakhir (HPHT).

Selain itu, masalah di dalam tubuh yang memengaruhi kehamilan, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), kehamilan ektopik, atau kehamilan kosong (blighted ovum) juga dapat membuat wanita tidak pernah tahu dirinya sudah hamil.

Uniknya lagi, sebuah penelitian tahun 2007 di Universitas Turin, Italia, menemukan bahwa tubuh yang sama sekali tidak memperlihatkan gejala kehamilan sebetulnya menandakan tubuhnya kurang cukup kuat untuk melangsungkan proses mengandung.

Hubungan gangguan mental dengan cryptic pregnancy

Wanita yang mengalami masalah kejiwaan tertentu mungkin bisa tidak tahu bahwa mereka sedang hamil. Gangguan kejiwaan ini disebut dengan istilah denied pregnancy.

Kondisi ini membuat seorang wanita tidak merasakan atau menerima bahwa mereka akan punya bayi.

Para ahli memperkirakan gangguan ini dialami oleh 1 dari 200 wanita di dunia. Ada beberapa penyebab yang mungkin mendorong seorang wanita tanpa disadari menolak dirinya sedang hamil.

Faktor yang paling utama adalah stres berat atau ketakutan yang amat sangat. Bagi beberapa wanita, gagasan untuk menjadi seorang ibu sangat menakutkan sehingga mereka jadi refleks menolak kenyataan yang ada. Efek dari stres berat tersebut dapat membuat mereka menganggap bahwa kram perut yang dialami hanya sekadar gejala kembung atau masuk angin, padahal itu sebenarnya adalah tanda perdarahan implantasi.

Ditambah lagi ketika stres, tubuh akan menghasilkan lebih sedikit kadar hormon HCG sehingga mungkin tidak terdeteksi secara akurat oleh tes.

Kombinasi dua kondisi ini dapat membuat beberapa wanita tidak tahu bahwa dirinya sedang hamil dan berisiko keguguran.




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x