Kompas TV entertainment lifestyle

Kebanyakan Scrolling Medsos Berdampak pada Otak, Kok Bisa?

Kompas.tv - 18 Januari 2023, 20:35 WIB
kebanyakan-scrolling-medsos-berdampak-pada-otak-kok-bisa
Ilustrasi scrolling di media sosial. (Sumber: Unsplash/Robin Worrall)
Penulis : Fiqih Rahmawati | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Studi terbaru menunjukkan bahwa menghabiskan banyak waktu berselancar di media sosial (medsos) berhubungan erat dengan perubahan fungsi otak.

Sekelompok peneliti dari University of North Carolina meneliti 169 siswa kelas enam SD dari tujuh sekolah di pedesaan di Carolin. Para siswa secara rutin mengakses Facebook, Instagram, dan Snapchat.

Penelitian ini dilakukan selama tiga tahun melalui serangkaian skala penelitian, mulai dari perubahan mengenai umpan balik sosial, penghargaan sosial, hingga sanksi sosial. Setelah itu, responden melakukan scan otak melalui alat bernama functional magnetic resonance imaging (fMRI).

Baca Juga: Tips Pemasaran di Media Sosial Agar Omzet Naik: Kenali Target Audiens hingga Rutin Unggah Konten

Hasilnya, responden yang secara berkala menghabiskan waktu di medsos cenderung mengalami perubahan sensitivitas otak terhadap realitas sosial. Scrolling medsos lebih dari 15 kali dalam sehari menunjukkan perbedaan cara otak berkembang.

Eva Telzer, salah satu peneliti yang merupakan profesor psikologi dan ilmu saraf, menjelaskan, bahwa perubahan tersebut terjadi pada bagian otak yang mengatur arti penting dari lingkungan sosial, termasuk bagaimana cara mereka menanggapi penghargaan sosial yang muncul.

Ini menunjukkan bahwa remaja yang tumbuh dengan terus-menerus mengakses media sosial menjadi sangat sensitif terhadap reaksi atau umpan balik dari lingkungan sosial.

Baca Juga: Keseringan Selfie Pakai Filter Instagram Bikin Lupa dengan Wajah Asli, Benarkah?

Menurut Telzer, ada potensi sesitivitas otak tersebut bertahan hingga para remaja tumbuh dewasa.

Perubahan otak akibat scrolling media sosial juga berhubungan dengan perilaku yang kompulsif dan adiktif. Di sisi lain, perubahan otak tersebut juga mencerminkan adanya peningkatan adaptasi yang membantu para remaja menavigasi dunia digital mereka.

"Kami tidak tahu apakah ini baik atau buruk, jika otak beradaptasi dengan cara yang memungkinkan remaja menavigasi dan menanggapi dunia tempat mereka tinggal, itu bisa menjadi hal yang sangat baik," jelas Telzer, sebagaimana dikutip dari WebMD.

Baca Juga: 4 Tren Resolusi Gaya Hidup 2023

Namun, jika media sosial membuat efek ketagihan dan menghilangkan kemampuan remaja dalam bersosialisasi, itu justru menjadi bumerang.

Tezler mengimbau para orangtua untuk meningkatkan aktivitas lain yang membuat remaja sedikit beralih dari ponsel mereka, seperti olahraga, seni, atau menjadi relawan.




Sumber : WebMD


BERITA LAINNYA



Close Ads x