Kompas TV entertainment film

5 Fakta Observatorium Bosscha, Lokasi yang Muncul di Film Pengabdi Setan 2 dan Petualangan Sherina

Kompas.tv - 8 Agustus 2022, 10:36 WIB
5-fakta-observatorium-bosscha-lokasi-yang-muncul-di-film-pengabdi-setan-2-dan-petualangan-sherina
Observatorium Bosscha yang jadi sorotan karena menjadi lokasi di film Pengabdi Setan 2 dan Petualangan Sherina. (Sumber: itb.ac.id)
Penulis : Dian Nita | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Observatorium Bosscha tengah menjadi perbincangan netizen karena menjadi salah satu lokasi dalam dua cerita film populer "Petualangan Sherina" dan "Pengabdi Setan 2".

Melalui Twitter, netizen melontarkan pendapat satu sama lain setelah Observatorium Bosscha dijadikan setting tempat oleh dua film dengan genre berbeda.

Dalam film, "Petualangan Sherina", Observatorium Bosscha diceritakan sebagai tempat persembunyian Sherina dan Sadam yang kabur dari kejaran penjahat. 

Sementara itu, di "Pengabdi Setan 2" Observatorium Bosscha diceritakan sebagai tempat di mana seorang jurnalis bernama Budiman menemukan sejumlah mayat korban penembakan misterius.

Baca Juga: "Pengabdi Setan 2" Raih 2 Juta Penonton dalam 4 Hari, Kalahkan Rekor "KKN di Desa Penari"?

"Tempat ini indah romantis karena petualangan sherina. Sekarang jd angker gara2 pengabdi setan 2," kata seorang netizen.

"Padahal observatorium Bosscha sudah ter-romantisasi di kepalaku dari kecil karena Petualangan Sherina, eh skrg malah keingetnya horror guys, ada yg sama??" tulis netizen lain.

Lantas, bagaimana sebenarnya lokasi Observatorium Bosscha? Berikut fakta-faktanya yang dirangkum dari berbagai sumber, Senin (8/8/2022).

1. Lokasi Observatorium Bosscha

Tempat bersejarah ini berlokasi di Jl. Peneropongan Bintang No.45, Lembang, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 

Bosscha adalah observatorium astronomi modern pertama di Asia Tenggara. 

Observatorium ini diresmikan pada tanggal 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha bersama Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging.

Baca Juga: Film Petualangan Sherina 2 Tayang 2023, Mira Lesmana: Antara Mei dan Juni

Observatorium Bosscha menjadi bagian dari Institut Teknologi Bandung sejak 1951.

2. Arsitektur gedung

Gedung Bosscha berbentuk silinder baratap kubah, menghadap ke timur dan terdiri atas dua bagian bangunan, yakni bagian entrance serta ruang tempat teropong. 

Pada atap kubah gedung ini terdapat celah yang bisa membuka dan menutup selebar 3 meter, serta dapat diputar ke segala arah untuk tujuan pengamatan. 

Atap kubah ini memiliki berat 56 ton, diameter 14,5 m, dengan bagian luar kubah tersebut dari atap baja setebal 2 mm dan di dalamnya beratap asbes. 

Pada bagian bawah lantai terdapat 3 tiang yang masing-masing memiliki satu bandul untuk meringankan beban lantai ketika digerakkan dengan motor listrik. 

3. Cagar budaya

Observatorium Bosscha telah ditetapkan menjadi benda cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sejak tahun 2004 lalu.

Gedung ini seringkali digunakan untuk pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan. 

Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan hari-hari besar agama Islam seperti Hari Raya Idulfitri, Hari Raya Iduladha dan lainnya.

4. Fasilitas

Melansir itb.ac.id, Observatorium Bosscha memiliki tiga fasilitas penunjang yang utama, yaitu Perpustakaan, Bengkel Teknik, dan Wisma Kerkhoven. 

Baca Juga: Mahasiswa Pecinta Astronomi UIN KHAS Jember Berburu Fenomena 5 Planet Sejajar

Ketiganya memiliki peran tersendiri untuk melengkapi keperluan penelitian maupun pembelajaran di Observatorium Bosscha. 

Perpustakaannya terdapat puluhan ribu koleksi buku dan publikasi sering menjadi sumber bahan bacaan bagi para astronom. 

Bengkel teknik yang dilengkapi dengan puluhan teleskop dan instrumen lainnya sering dijadikan ruang kerja untuk pengembangan instrumen pengamatan. 

5. Kunjungan

Observatorium Bosscha terbuka untuk umum. Kunjungan bisa dilakukan siang dan malam.

Kunjungan siang berlangsung selama 70-90 menit dengan harga tiket sebesar Rp 15.000,00.

Pengunjung akan mendapatkan pemaparan materi astronomi, melihat langsung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang terkenal, dan kesempatan untuk mengamati Matahari menggunakan teleskop.

Sementara itu, kunjungan malam dilakukan selama 2.5 jam dengan harga tiket Rp Rp20.000.

Pengunjung akan mendapatkan pemaparan materi astronomi populer, melihat langsung Teleskop Refraktor Ganda Zeiss yang terkenal, serta kesempatan melihat bintang dan planet menggunakan teleskop-teleskop yang disediakan.




Sumber : Kompas.com, itb.ac.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x