Kompas TV entertainment film

Ini 5 Dokumenter yang Terinspirasi Nobel Perdamaian, Bisa Ditonton Gratis di Youtube

Kompas.tv - 6 Oktober 2021, 16:34 WIB
ini-5-dokumenter-yang-terinspirasi-nobel-perdamaian-bisa-ditonton-gratis-di-youtube
Nelson Mandela dan presiden apartheid terakhir FW de Klerk saat menerima hadian Nobel Perdamaian di Oslo, Norwegia pada 10 Desember 1993. (Sumber: AFP)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hadiah Nobel Perdamaian yang dianugerahkan Komite Nobel Norwegia mengapresiasi para pihak yang bekerja keras demi persaudaraan umat manusia. Hadiah ini diberikan kepada mereka yang berkontribusi dalam isu-isu krusial.

Untuk merayakan “impak dan pengaruh” para peraih Nobel Perdamaian, Komite Nobel bekerja sama dengan National Geographic dan sutradara Orlando von Einsiedel untuk membuat film dokumenter.

Film-film ini terinspirasi dari jasa para pemenang Nobel dan menyorot isu yang mereka geluti. Berikut lima film yang terinspirasi Hadiah Nobel Perdamaian tersebut.

1. Into the Fire

Dokumenter Into the Fire mengikuti aktivitas Hana Khider, seorang penjinak ranjau. Hana bekerja untuk Mines Adivsory Group, bagian koalisi International Campaign to Ban Landmines yang meraih Nobel Perdamian 1997. 

Baca Juga: Menang Nobel Fisika, Ini Tanggapan Ilmuwan Italia Giorgio Parisi

Kampanye itu mendesak pelarangan ranjau darat yang umumnya mencederai warga sipil di daerah konflik.

Film ini menceritakan pekerjaan Hana di Iraq, di wilayah negara itu yang menjadi bekas medan perang ISIS. Hana memimpin sekelompok penjinak ranjau etnis Yazidi untuk membersihkan ranjau darat di daerahnya. 

Pembersihan ranjau itu adalah aksi penuh harap untuk membangun kembali komunitas yang hancur akibat perang ISIS.


2. Still Human

Film Still Human terinspirasi dari Hadiah Nobel Perdamaian yang dianugerahkan kepada Palang Merah Internasional (ICRC) pada 1917, 1944, dan 1963. Film ini mengikuti tokoh Makur Diet, anggota palang merah di Sudan Selatan.

Pada 1998, Makur kehilangan kaki karena luka tembakan. Ia sempat mencoba bunuh diri karena putus asa. 

Makur kemudian memutuskan melanjutkan hidup setelah diberi kaki prostetik. Ia sadar bahwa alat itu dapat sangat membantu kehidupan dan mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang lain yang kehilangan anggota tubuh.

Di sebuah pusat palang merah Sudan Selatan, Makur membuat kaki prostetik dan membantu siapa pun yang kehilangan kaki. 

3. The Lost Forest

Film ini mengikuti riset sekelompok ilmuwan yang terinspirasi oleh kerja Intergovernmental Panel on Climate Change, penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2007.

Sekelompok ilmuwan ini hendak mengambil data di hutan Mozambique yang belum pernah dijamah manusia. Hutan itu terletak di puncak gunung. Warga setempat menyebut belum pernah ada orang yang pernah ke sana.

Sekelompok ilmuwan ini berusaha mengetahui bagaimana perkembangan habitat natural yang tak pernah kena campur tangan manusia, untuk akhirnya mencari jawaban bagaimana krisis iklim memengaruhi planet Bumi.


4. An Unfinished Symphony

An Unfinished Symphony terinspirasi dari jasa penerima Nobel Perdamaian 1993, Nelson Mandela. Film ini mengikuti dua musisi Afrika Selatan, Tsepo Pooe dan Lize Schaap.

Mereka berdua adalah anggota Miagi Orchestra, sebuah orkestra yang bertujuan membantu Afrika Selatan melalui musik, mengatasi dekade-dekade penuh kekerasan, konflik, dan pertentangan.

5. Lost and Found

Dokumenter ini mengikuti Kamal Hussein, aktivis yang berupaya mempersatukan para pengungsi Rohingnya. Pekerjaan Kamal didanai oleh Badan Pengungsian Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR), penerima Nobel Perdamaian 1954 dan 1981.

Kamal berupaya mempersatukan keluarga Rohingnya yang tercerai-berai akibat persekusi dan kekerasan Myanmar. “Jika mereka sampai kehilangan anak, itu rasanya seperti persekusi ganda,” katanya.

Baca Juga: 5 Peristiwa Penting pada 18 Juli: Lahirnya Nelson Mandela hingga Berdirinya Intel

Kamal berupaya menemukan ribuan anggota keluarga Rohingnya yang hilang dan mempertemukan mereka dengan keluarga masing-masing.


 



Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



Close Ads x