Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Airlangga Sebut Pelemahan Rupiah terhadap Dollar AS Tak Sedalam Malaysia hingga China

Kompas.tv - 18 April 2024, 21:44 WIB
airlangga-sebut-pelemahan-rupiah-terhadap-dollar-as-tak-sedalam-malaysia-hingga-china
Ilustrasi. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tidak sedalam yang dialami negara lainnya. Seperti China, Thailand, dan Malaysia. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tidak sedalam yang dialami negara lainnya seperti China, Thailand, dan Malaysia.

Airlangga menyebut, saat ini ekonomi Amerika Serikat sedang menguat di saat ekonomi negara-negara lain sedang melemah.

Penguatan ekonomi AS membuat dollar ikut menguat terhadap mata uang negara-negara dunia.

“(dollar) AS kuat sendirian, sedangkan (mata uang) berbagai negara turun, termasuk Indonesia. Tapi Indonesia enggak sedalam yang lain. Kita turun tapi di atas China, Malaysia, Thailand. Dibanding peer country indeks dollar kita masih aman,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari Breaking News Kompas TV, Kamis (18/4/2024).

Menurut Airlangga, pasar saham di tanah air masih dalam keadaan positif.

Sehingga kepercayaan investor harus dijaga agar mereka tidak menarik dananya dari pasar keuangan Indonesia.

Baca Juga: Waspadai Penipuan Impersonation, Pelaku Pakai Nama Entitas Resmi Tawarkan Produk hingga Investasi

Ia menyatakan, prospek ekonomi Indonesia juga masih bagus.

Hal itu terlihat dari data penjualan eceran, serta data indeks manufaktur (PMI) yang tinggi yaitu 54,2.

“Malaysia, Australia, Perancis, angka PMI nya di bawah kita,” ujarnya.

Inflasi saat ini, lanjutnya, juga masih terkendali.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengingatkan bahwa pemerintah sudah berpengalaman menangani inflasi saat konflik Ukraina-Rusia meletus.

Saat itu inflasi Indonesia mencapai 5,95% yang disebabkan faktor eskternal.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menerangkan, selama periode Libur Lebaran yang cukup panjang kemarin memang terjadi hal-hal yang mempengaruhi ekonomi Indonesia.

Seperti pengumuman data inflasi AS yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan banyak analis.

Sehingga proyeksi AS akan menurunkan suku bunganya dalam waktu dekat terbantahkan.

Baca Juga: Rupiah Melemah, Industri Makanan-Minuman Sangat Terdampak, Minta BI Intervensi

Hal itu membuat aliran dana global kembali masuk ke AS yang dinilai memberikan imbal hasil lebih menjanjikan.

“Lalu ada konflik Israel-Iran. Libur Lebaran kan pasar (keuangan dan saham) kita tutup, tapi pas buka ada perubahan global. Tapi dalam 2 hari mereda, kita harap tak terjadi eskalasi konflik global,” terang Suahasil.

Seperti diketahui, pasar saham dan keuangan Indonesia baru buka pada Selasa (16/4/2024).




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x