Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Wamen BUMN Ungkap Ada Salah Desain LRT Jabodebek, Semua Komponen Proyek Berjalan Liar

Kompas.tv - 2 Agustus 2023, 08:52 WIB
wamen-bumn-ungkap-ada-salah-desain-lrt-jabodebek-semua-komponen-proyek-berjalan-liar
Wamen BUMN Kartika Wirjoatmodjo ungkap ada sejumlah salah desain LRT Jabodebek. Mulai dari jembatan rel atau longspan yang terlalu sempit, hingga 31 kereta beda spesifikasi. (Sumber: KOMPAS/ADRYAN YOGA PARAMADWYA )
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap ada kesalahan desain rel LRT Jabodebek yang dilakukan oleh PT Adhi Karya Tbk., selaku salah satu kontraktor proyek tersebut. 

Tepatnya di bagian jembatan rel atau longspan yang membentang dari arah Jalan Gatot Subroto menuju Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Pria yang akrab disapa Tiko itu menyebut, LRT tidak bisa melaju dengan cepat saat melewatinya. 

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain, karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," kata Tiko dalam acara "InJourney Talks", Selasa (1/8/2023).

Ia menjelaskan, longspan itu kurang lebar sehingga tidak bisa menampung body LRY saat berbelok. Sehingga kalau lewat longspan LRT harus berjalan sangat pelan agar tidak terlalu melengkung dan bergesekan dengan pagar pembatas longspan. 

"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up. Tapi karena tikungannya sekarang sudah terlanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," jelasnya. 

Baca Juga: Bima Arya Beberkan Penyebab LRT Tidak Sampai Bogor, Sediakan Biskita Jadi Feeder ke Harjamukti

Ia juga menyoroti tidak adanya integrator dalam proyek itu. Enam pekerjaan yang ada digarap masing-masing oleh perusahaan yang ditunjuk.

Diantaranya PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang mengerjakan prasarana seperti rel, jembatan, dan stasiun Kemudian pembuatan kereta oleh PT INKA (Persero), software development oleh Siemens, dan sistem persinyalan oleh PT Len Industri (Persero).

"Di semua proyek besar itu ada sistem integrator, tapi ini enggak ada. Jadi semua komponen proyek itu berjalan liar tanpa ada integrator di tengah," ujarnya. 


Tiko bercerita, Siemens juga sempat mengeluhkan 31 rangkaian kereta LRT Jabodebek ternyata punya spesifikasi yang berbeda-beda. Sehingga sempat menyulitkan mereka dalam memasang software. 

Karena beda spesifikasi, kereta itu tidak bisa berada sejajar dengan pintu stasiun saat berhenti. Akhirnya software yang dibuat Siemens untuk mengoperasikan LRT diperbaiki untuk mensejajarkan pintu kereta dan pintu stasiun, yang otomatis menambah biaya lagi. 



Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x