Kompas TV ekonomi ekonomi dan bisnis

Cerita Pengandara Motor Bawa Anak Tempuh 550 Km Selama 20 Jam untuk Mudik di Sumatera

Kompas.tv - 20 April 2023, 12:44 WIB
cerita-pengandara-motor-bawa-anak-tempuh-550-km-selama-20-jam-untuk-mudik-di-sumatera
Pemudik dengan sepeda motor, Slamet (35), mengaku memilih menggunakan sepeda motor karena akses menuju kampung halamannya di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan tidak dilalui kendaraan umum. (Sumber: Antara)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena pemudik yang pulang ke kampung halaman menggunakan sepeda motor tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, tetapi juga di jalur lintas Sumatera.

Seorang pemudik bernama Ihsan (55), nekat menempuh jarak 550 km dari Kota Jambi menuju kampung halamannya di Kecamatan Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan, menggunakan sepeda motor.

Jarak itu setara dengan jarak Jakarta-Yogyakarta. Ihsan bahkan mengajak anak perempuannya, dalam perjalanan yang membutuhkan waktu tempuh 20 jam itu.

Ia menyisati perjalanan jauh itu dengan banyak beristirahat di perjalanan, salah satunya di SPBU Bintang Lima Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.

Baca Juga: Tak Hanya di Indonesia, Mudik di Malaysia saat Lebaran Juga jadi Sorotan

Saat itu, Ihsan dan anaknya sudah menempuh perjalanan sejauh 200 kilometer dengan lama waktu lima jam perjalanan.

Mengutip dari Antara, Kamis (20/4/2023), Ihsan mengaku berangkat dari rumahnya setelah salat subuh.

“Tadi kena macet cukup panjang di Pasar Sungai Lilin, baik arah menuju Palembang maupun Jambi pun sama-sama macet,” kata Ihsan.

Kemacetan tersebut dikarenakan adanya pasar tumpah di kawasan yang dia lalui dan menyebabkan kemacetan hingga lima kilometer. Apalagi jalan di kawasan tersebut menyempit dengan adanya jembatan.

Selain itu, jalan Lintas Timur Sumatera juga mulai dipadati pemudik menuju sejumlah daerah di Sumatera maupun tujuan menuju ke Pulau Jawa.

Baca Juga: Menhub Imbau Pemudik Balik ke Jakarta 26-28 April, Jasa Marga Akan Beri Diskon Tarif Tol

“Istri dan dua anak berangkat duluan ke Manna naik bus, minggu kemarin. Kalau dengan bus ke Manna itu biasanya 16 jam,” ujar Ihsan.

Ihsan mengatakan tidak ada persiapan khusus untuk mudik dengan motor ini. Ia menyebut kondisi jalan raya pada musim mudik Lebaran 2023 jauh lebih baik dibandingkan lima bulan lalu yang masih banyak ditemukan lubang dan bergelombang.

Ia menuturkan, memilih mudik dengan motor karena jauh lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum. Cukup dua kali isi BBM non-subsidi dengan biaya Rp140.000 sudah sampai di kampung halamannya.

Kalau di perjalanan lelah, ia tinggal istirahat, apalagi kini banyak tempat istirahat. Paling dua atau tiga jam sekali istirahat.

Malam ini ia berencana untuk istirahat di Lahat, baru kemudian paginya melanjutkan perjalanan ke Manna. Ia berharap bisa selamat sampai tujuan dan bisa berkumpul bersama keluarga pada Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

Baca Juga: Minta Maaf dan Menangis, Pemuda di Cimahi Tetap Dihajar Sampai Kejang akibat Senggolan Motor

Dalam kesempatan itu, Ihsan berpesan kepada para pengguna jalan lainnya untuk tidak arogan, khususnya yang menggunakan kendaraan roda empat. Perlu saling menghormati dengan sesama pengguna jalan lainnya.

Berbeda dengan Pulau Jawa, jalan lintas Sumatera termasuk sepi, namun kadang kala hal itu menyebabkan para pengendara lalai. Akibatnya banyak terjadi kecelakaan di musim arus mudik ini.

Bagi Ihsan sederhana saja, patuhi peraturan lalu lintas, jika dipatuhi Insya Allah akan selamat sampai tujuan.

Sementara itu, pemudik dengan sepeda motor lainnya, Slamet (35), mengaku memilih menggunakan sepeda motor karena akses menuju kampung halamannya di Sungai Lilin tidak dilalui kendaraan umum.

"Dari jalan besar, masih masuk lagi ke dalam selama tiga jam perjalanan lagi," ujar Slamet yang ditemui di SPBU Sungai Lilin.

Baca Juga: Sikap PBNU soal Potensi Beda 1 Syawal Lebaran 2023: Sudah Lama Terjadi, Kita Hormati

Slamet mudik dari Palembang bersama dua anak dan istrinya. Sehingga ada 4 orang yang menumpangi motornya.


 

Slamet berangkat dari Palembang pada pukul 06.00 pagi dan sampai di SPBU tersebut pada pukul 09.00 pagi. Setelah melepas lelah, Slamet kembali meneruskan perjalanan ke kampung halaman.

Ia memilih santai saja, karena mudik membawa anak dan istri.

Pemudik dengan motor sebenarnya jarang terlihat di Sumatera, tak seperti di Jawa. Pasalnya, jarak antara satu daerah ke daerah lainnya yang cukup jauh, sehingga banyak yang memilih mudik dengan menggunakan kendaraan umum.

Selain itu jalan Lintas Sumatera juga kerap dilalui truk, bus maupun kendaraan roda empat dengan kecepatan tinggi serta rawan kecelakaan.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x