Kompas TV cerita ramadan risalah

Ahmad Hasan: Kawan Debat Bung Karno, Ulama dan Tokoh Persis

Kompas.tv - 30 April 2022, 05:45 WIB
ahmad-hasan-kawan-debat-bung-karno-ulama-dan-tokoh-persis
Ilutrasi Ahmad Hassan, lawan debat Bung Karno yang juga ulama dan tokoh persis (Sumber: situs Muhammadiyah PWMU.Co..id)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Hariyanto Kurniawan

Kisah tersebut kian menunjukkan, meskipun Bung Karno beda pemikiran sama Ahmad Hassan, tapi ia bersahabat dan dekat. Hingga lebih layak disebut sebagai kawan debat, bukan lawan debat. 

Baca Juga: Jejak dan Pengaruh Buya Hamka: Ulama dan Ahli Tafsir yang Sastrawan

Jejak Masa Kecil hingga jadi Tokoh Kunci Persis

Ahmad Hassan yang dikenal juga dengan nama Ahmad Bandung atau Hassan Bangil dilahirkan pada 31 Desember 1887 di Singapura dan merupakan keturunan campuran India-Indonesia.

Ayahnya bernama Ahmad Sinna vappu Muzha, seorang penulis di surat kabar Nurul Islam di Singapura. Dari ayahnya ia kerap melihat berdebat terkait agama lewat tulisan-tulisan dan itu berpengaruh dalam dirinya hingga ia belajar agama di pelbagai tempat.

Pada 1921 ia ke Surabaya, Jawa Timur, dan dari sini ia akhirnya berinteraksi dengan banyak pemikir Indonesia di Serikat Islam, mulai dari HOS Tjokroaminoto hingga Agus Salim.

Pada 1925 ia pun ke Bandung, dari sinilah ia bersentuhan dengan Persis, organisasi yang didirikan oleh para ulama hingga ia menjadi tokoh besar organisasi itu.

Di Persis pula, pemikirannya yang segaris dengan masa kebangkitan kebangkitan pembaharuan saat itu disukai. Ia dianggap segaris dengan kebangkitan pembaharuan Muhammadiyah yang dibawa oleh KH Ahmad Dahlan.

Baca Juga: KH Zainul Arifin Pohan, Ulama Pelindung Bung Karno yang Ditembak waktu Salat

Sejarah mencatat, pemikiran Ahmad Hassan sampai kini menjadi salah satu acuan untuk melihat perkembangan dan corak pemikiran Islam di Indonesia. Khususnya, ketika berbicara tentang pembaharuan dan Islam modernis di Indonesia.

Selain itu, pengaruhnya lewat organisasi Persis masih hingga kini dengan menjamurnya sekolah dan pesantren yang melahirkan banyak ulama dan ustaz yang membimbing masyarakat.

Jejak Karya dan Wafat

Selama hidup, sosok ni merupakan penulis yang sangat produktif dan menulis banyak sekali buku tentang pemikiran Islam maupun hal-hal praktis terkait agama. Karyanya jadi rujukan umat Islam dan di organisasi Persis jadi rujukan utama.

  • Tafsir Al-Quran, Al-Furqan, 1956.
  • Soal-Jawab tentang Berbagai Masalah Agama (4 jilid)
  • Kitab Pengajaran Shalat
  • Tarjamah Bulughul Maraam (selesai 17-8-1958)
  • A.B.D. Politik
  • Adakah Tuhan?
  • Al-Burhan dll

Setelah mengabdikan hidupnya untuk umat, sosok ini berpulang dan dikebumikan di pesantrennya di Bangil, Jawa Timur, pada 10 November 1958.

 




Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x