Kompas TV bisnis kebijakan

Luhut Putuskan soal Impor KRL dari Jepang Setelah Audit BPKP Keluar

Kompas.tv - 7 Maret 2023, 08:57 WIB
luhut-putuskan-soal-impor-krl-dari-jepang-setelah-audit-bpkp-keluar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, impor kereta rel listrik (KRL) bekas akan diputuskan setelah hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) keluar. (Sumber: Instagram @luhut.pandjaitan )
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Baca Juga: Baru Terjual 175.000, Masih Ada 3,3 Juta Tiket Kereta Mudik

Hal itu berdasarkan kajian dari KCI, yang menyebut bahwa beberapa KRL sudah memasuki masa pensiun, yang erat kaitannya dengan keselamatan penumpang.

Adapun Jumlah kereta yang akan dikonservasi sebanyak 10 pada tahun 2023, dan 19 pada tahun 2024.

“Kapasitas satu gerbong mencapai kurang lebih 175 orang penumpang, satu gerbong. Kita itung saja, ketika itu satu rangkaian terdiri dari beberapa gerbong dan secara simultan bolak balik artinya bisa puluhan penumpang yang bisa diangkut gerbong itu,” ungkap Joni di Bandung, Senin (6/3/2023).

Joni menegaskan, pihaknya mendukung produksi dalam negeri. Hanya saja, saat ini kebutuhan kereta sangat mendesak, mengingat alasan safety, maka KRL lama harus segera pensiun.

“Kita lebih kepada, produksi dalam negeri. Kolaborasi antar-BUMN itu menjadi hal utama bagi kita. Tapi, ketika itu belum bisa direalisasikan," kata Joni seperti dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Siap Diresmikan, Begini Rupa Skywalk Kebayoran Lama yang Hubungkan Stasiun KRL dan Transjakarta

"Sementara pelayanan tetap harus kita jaga, kapasitas angkut harus kita maksimalkan, kita harus bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk bermobilitasi pada kereta perkotaan. Untuk itu, saat ini opsinya adalah impor,” ujarnya.


 

Hingga saat ini baik KAI dan KCI sudah melakukan pembicaraan dengan INKA. Hanya saja pembuatan kereta membutuhkan waktu. Jika tidak ada impor kereta, maka akan mempengaruhi jumlah gerbong, hingga kapasitas angkut.

“Sudah (bicara dengan INKA) mereka minta waktu, karena memang butuh proses. (Jika tidak ada pergantian kereta), maka pasti gerbong berkurang, yang juga akan mengurangi kapasitas angkut,” tuturnya.

“Kita sebagai operator, tentu ingin ada kesinambungan pelayanan. Kita juga besyukur bahwa ini disupport,” ucapnya.



Sumber : Antara, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x