Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Banyak Kasus Kriminal Berawal dari Aplikasi Kencan, Mengapa Masih Banyak yang Pakai?

Kompas.tv - 9 Januari 2023, 13:25 WIB
banyak-kasus-kriminal-berawal-dari-aplikasi-kencan-mengapa-masih-banyak-yang-pakai
Aplikasi kencan online Tinder (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

Ia sudah bertemu langsung dengan lima pria yang dikenalnya lewat Tinder. Hingga akhirnya, pria ke-5 kini menjadi suaminya. Anya mengatakan dirinya cocok dengan suaminya saat ini, sewaktu baru kenal di Tinder. Setelah intens mengobrol, mereka pun memutuskan untuk bertemu.

Menurutnya, banyak pria yang memoles profilnya dan foto mereka di Tinder agar menarik. Padahal kenyataannya banyak bohongnya.

Baca Juga: Fakta Baru Kasus Mutilasi Bekasi, Angela Kenal Ecky lewat Forum Berkebun di Internet pada 2018

“Kalau sama suamiku, banyak benernya. Semua yang dia tulis di Tinder itu fakta. Makanya akhirnya berani untuk lanjut berhubungan,” ucapnya.

Setelah resmi berpacaran, Anya pun langsung menghapus aplikasi Tinder dari ponselnya.

Ada juga Nani (40), yang sejak awal memilih aplikasi kencan Bumble, yang menurutnya lebih ramah perempuan. Ia menyampaikan, ada fitur di apps tersebut yang membuat pengguna laki-laki tak bisa mengontak user perempuan lebih dulu.

“Saya pakai Bumble, ada fitur untuk "melindungi" user perempuan dari pendekatan yang tidak diinginkan. Mekanismenya user lelaki tidak bisa chat duluan jika belum dimulai oleh user perempuan. Bisa juga pakai akses premium, sehingga lebih aman lagi,” kata Nani dalam keterangan tertulisnya.

Ia mengatakan, alasannya menggunakan aplikasi kencan karena memberi ruang untuk berkenalan dengan orang baru. Soalnya, kehidupan Nani selama ini berkutat pada kantor, klien, teman, dan tetangga.

“Bisa online jadi enggak harus langsung ketemu kan. Jadi enggak perlu usaha untuk keluar rumah dan minim ongkos juga,” sebutnya.

Baca Juga: Polisi Ungkap Ecky Tutupi Bau Jasad Angela selama Setahun Lebih dengan Bubuk Kopi

Di sisi lain, ia menyadari dating apps banyak menyimpan risiko yang membahayakan dirinya. Lantaran siapapun bisa menjadi apapun di aplikasi tersebut.

Ia juga mengaku kesulitan mencari teman kencan yang seumuran. Sehingga ia harus menurunkan rentang usia teman kencannya, yaitu laki-laki berusia 30-40 tahun.

Pengguna Tinder lainnya, Tari (34), juga melakukan langkah khusus untuk mengamankan identitasnya. Ia tak pernah memberi nomor ponselnya kepada pengguna lain. Semua kontak lanjutan dilakukan lewat aplikasi pesan Line. Dirinya merasa match dengan beberapa laki-laki, sampai akhirnya memutuskan melakukan video call dengan seorang pria yang ia rasa paling ‘nyambung’ saat mengobrol.

“Tapi kaget banget waktu liat oragnya enggak sesuai sama yang di foto. Dia pasang foto pas masih muda. Sedangkan pas video call keliatan udah berumur dan kepalanya udah botak. Habis itu langsung aku uninstall Tinder nya,” tutur Novi sambil tertawa.

Anya, Nani dan Tari adalah contoh perempuan yang berusaha menemukan jodoh dengan bantuan aplikasi. Meski terkadang menelan korban, namun tetap banyak digunakan. Kuncinya, bersikap waspada.  




Sumber :


BERITA LAINNYA



Close Ads x