Kompas TV bisnis kebijakan

Thailand dan Vietnam Lebih Dulu Subsidi Kendaraan Listrik, Luhut: Kita Jangan Sampai Kalah

Kompas.tv - 14 Desember 2022, 09:03 WIB
thailand-dan-vietnam-lebih-dulu-subsidi-kendaraan-listrik-luhut-kita-jangan-sampai-kalah
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Sumber: Instagram @luhut.pandjaitan)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, pemerintah sedang menghitung dan membahas subsidi untuk kendaraan listrik.

"Kita sedang hitung dan bicarakan. Kita membangun ekosistem," kata Luhut seperti dikutip dari Antara, Selasa (13/12/2022).

Menurut Luhut, pemerintah berkaca dari Thailand dan Vietnam dalam merumuskan subsidi kendaraan listrik. Dua negara itu membuktikan penggunaan kendaraan listrik menimbulkan berbagai dampak positif. Salah satunya mampu memperbaiki kualitas udara menjadi lebih bersih.

Karena itu subsidi bagi kendaraan listrik di Indonesia juga tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain.


"Jadi kita jangan sampai kalah, ini tidak boleh dilihat hanya satu sisi namun harus dilihat secara komprehensif," ujar Luhut.

"Berapa banyak subsidi? Kita tidak boleh berbeda jauh dengan negara-negara lain, karena itu akan merugikan Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Anggota DPR: Wacana Subsidi Motor Listrik Hanya Menguntungkan Pengusaha

Sebelumnya, Luhut menyampaikan pemberian subsidi motor listrik bertujuan untuk menghemat anggaran negara dari subsidi BBM.

"Makanya segera ini sekarang mobil listrik kita luncurkan dengan subsidi. Sepeda motor kita lagi finalisasi berapa juta kita mau kasih subsidi. Mungkin Rp6 juta, kalau di Thailand mungkin Rp7 juta. Kalau kita mungkin Rp6,5 juta atau berapa kira-kira berkisar segitu," kata Luhut sepeti dikutip dari Kompas.com, Rabu (30/11/2022).

"Kenapa? dia tidak akan beli bensin lagi. Jadi kita hitung-hitung tetap akan lebih untung menggunakan sepeda motor listrik daripada sepeda motor fosil, dan begitu juga mobil. Jadi kalau Anda mau jualan (kendaraan) ke depan, jualan ini lebih bagus pilih itu," kata Luhut.

Selain menghemat anggaran susbidi BBM, konversi ke motor listrik juga akan mengurangi polusi udara dari hasil gas buang.

Luhut menjanjikan sepeda motor listrik yang beredar di Indonesia akan memiliki kualitas yang bagus.

Baca Juga: Beli Motor Listrik Bakal Disubsidi Rp6,5 Juta, Ini Harga Motor Listrik Viar, Gesits, hingga Polytron

"Sekarang kita mau convert atau kita tukar engine (mesin) sepeda motor (fosil) dengan sepeda motor listrik dan itu bisa dilakukan dan sekarang sedang dipersiapkan motornya dibuat lebih bagus," tutur Luhut.

"Juga air quality di Jakarta pasti akan membaik karena tidak ada lagi asap-asap dari mobil transportasi, dari sepeda motor, dari mobil itu pasti berkurang. Buat kita akan lebih sehat. Kalau Anda punya asma itu akan lebih sehat. Jadi gunakanlah itu (kendaraan listrik)," ujarnya.

Sementara Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, subsidi tidak hanya diberikan untuk motor listrik. Tapi juga untuk mobil dan angkutan umum dari konvensional ke berbasis listrik.

"Pemerintah terus menerus melakukan rapat tentang pengembangan mobil listrik ini. Bagaimana memikirkan tentang insentif agar Indonesia nanti jangan hanya menjadi market di kawasan Asia. Indonesia menuju kepada penyesuaian lingkungan itu," tutur Moeldoko beberapa waktu lalu.

Baca Juga: 33.800 Kendaraan Listrik Sudah Mengaspal di RI, Targetnya 2 Juta Unit

Moeldoko mengatakan insentif memang diperlukan untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik. Thailand dan Vietnam telah menerapkan insentif bagi industri kendaraan listrik untuk mempercepat pertumbuhan kendaraan yang diklaim ramah lingkungan itu.

Bahkan, kata Moeldoko, besaran insentif tersebut sudah dirumuskan oleh jajaran pemerintah.




Sumber : Antara, Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x