Kompas TV bisnis kebijakan

RI Bahas Perbaikan Penempatan TKI, Pakai Sistem Satu Kanal dan Lewat Badan Usaha

Kompas.tv - 18 Juli 2022, 05:35 WIB
ri-bahas-perbaikan-penempatan-tki-pakai-sistem-satu-kanal-dan-lewat-badan-usaha
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah (Sumber: Dokumentasi Humas Kementerian Ketenagakerjaan)
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziah menyatakan, Indonesia saat ini masih membahas kelanjutan pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia dan Arab Saudi. Hal itu ia sampaikan dalam Penutupan Kongres Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) di Jakabaring Sport City Palembang, Sumatera Selatan.

Pemerintah masih bernegosiasi dengan kedua negara, terkait perbaikan sistem pengiriman dan penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia dan Arab Saudi, yang bakal menggunakan Sistem Penempatan Satu Kanal (SPSK) atau One Channel System.

“MoU (perjanjian) sudah ada, tapi belum bisa implementasi karena masing-masing negara sedang memperbaiki sistemnya, kalau sudah selesai maka penempatan PMI itu bisa dilakukan lagi,” kata Ida seperti dikutip dari Antara, Senin (18/7/2022).

Ida mengatakan, ketiga negara menargetkan  pembahasan SPSK tersebut selesai pada tahun 2022 ini. Penerapan sistem tersebut sempat tertunda karena pandemi Covid-19.

“Kalau Indonesia siap, sistem itu dibangun Malaysia. Lalu untuk Arab Saudi sendiri semestinya sudah berjalan pada 2020, tapi karena COVID-19 tidak bisa dilakukan, karena MoU-nya habis selama dua tahun sebagai pilot project. Sekarang kami sedang memperbaharui MoU itu, pembahasannya sudah mau selesai,” tutur Ida.

Baca Juga: Indonesia Stop Kirim TKI ke Malaysia, Ini Pelanggaran Komitmen yang Dilakukan Malaysia!

Ia menjelaskan, nantinya TKI yang bekerja di Malaysia dan Arab Saudi ditempatkan di pengguna jasa yang berbadan hukum, bukan perseorangan ke depannya.

“Masing-masing negara sedang memperbaiki sistemnya, kita berupaya mencari yang terbaik,” ucapnya.

Di sisi lain, ia berharap adanya dorongan dari masyarakat untuk membantu pemerintah membekali ketrampilan para angkatan kerja Indonesia sehingga bisa menjawab kebutuhan ketenagakerjaan global saat ini.

Salah satu harapannya itu tertuju kepada Fatayat NU, sebagai organisasi perempuan terbesar di Indonesia dengan jumlah anggota mencapai 10 ribu orang.

Menurutnya, Fatayat NU diharapkan bisa fokus dalam upaya mencetak generasi perempuan Indonesia yang tangguh, bila ingin melihat para generasi harapan bangsa itu bisa unggul dan mendapatkan pekerjaan tingkat global.



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x