Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Pemilik Gedung PGS Diadukan Pedagang ke Pemkot Surakarta

Kompas.tv - 9 Maret 2022, 20:40 WIB
pemilik-gedung-pgs-diadukan-pedagang-ke-pemkot-surakarta
Pedagang Pusat Grosir Solo (PGS) mengadukan pemilik gedung ke Pemkot Surakarta lantaran menaikkan biaya tambahan penggunaan gedung. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

SURAKARTA, KOMPAS.TV – Pemilik gedung Pusat Grosir Solo atau PGS menaikkan biaya tambahan penggunaan gedung menjadi Rp 80.000 per meter. Para pedagang kemudian mengadukan hal tersebut ke Pemerintah Kota Surakarta.

"Tuntutan kami adalah menolak kenaikan service charge. Pada dasarnya service charge mau dinaikkan jadi di angka Rp 80.000/m dari Rp57.500/m," kata salah satu pedagang sekaligus anggota Paguyuban Pedagang PGS Cahyo di sela aksi tuntutan di Solo, Rabu (9/3/2022), seperti dikutip dari Antara.

Ia mengungkapkan, adanya kenaikan tarif harus membayar jauh lebih mahal untuk biaya tambahan tersebut.

"Toko saya ada empat itu biasanya kena Rp 2,7 juta/bulan plus listrik, saya kalkulasi besok naik menjadi Rp 4 juta/bulan. Naiknya per Maret, ini sudah ada edarannya," beber pemilik toko Kapal Pesiar Fashion tersebut.

Usai munculnya edaran terkait kenaikan tersebut, sebetulnya paguyuban sudah berupaya meminta ruang dialog dengan pemilik gedung PGS. Namun, selama ini pemilik hanya diwakili oleh manajemen PGS.

"Jadi ketika rapat dengan kami mereka tidak bisa mutusi (memutuskan), selalu tanya ke owner (pemilik gedung). Padahal owner di Jakarta, yang kami minta owner didatangkan agar menjembatani," ujarnya.

Baca Juga: KRL Yogyakarta-Solo Diperpanjang hingga Palur, Uji Coba Dilakukan Maret 2022

Adapun biaya tambahan atau service charge ini, disebut Cahyo meliputi biaya untuk pemeliharaan, kebersihan, keamanan, dan promosi. Biaya tersebut  berbeda dengan biaya sewa.

“Padahal kalau untuk fasilitas ini menurut kami kacau, terjadi penurunan tajam dari sisi pemeliharaan gedung, lantai paling atas ibarat rumah tidak ada atap. Di toko saya ini kalau hujan pasti terocoh (bocor)," ungkapnya.

Oleh sebab itu, para pedagang meminta Pemkot Surakarta untuk menjembatani komunikasi antara pedagang dengan pemilik gedung.

"Harapan para pedagang adalah pemkot mendengar keluhan kami dan menjembatani adanya mediasi, syukur-syukur menegur owner untuk membatalkan, iki lho pandemi, pedagangmu koyo ngene (lesu penjualan)," katanya.

Disegel

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi berjanji akan mempertemukan pedagang dengan pemilik gedung pada Selasa minggu depan (15/3).

Kedua belah pihak akan dipertemukan di Kantor Pemkot Surakarta. Hal ini dilakukan karena melihat kekhawatiran para pedagang yang jika tidak mengikuti manajemen akan disegel.

"Tuntutan dari pedagang agar owner bisa dihadirkan, kalau saya ya nanti saya undang. Kalau datang sendiri saya terima kasih, kalau mewakilkan itu kewenangan sana," katanya.

Ia juga memastikan akan ada titik temu dari pertemuan tersebut.

Sementara, Head Marketing PGS Ritsu Tri mengklaim penyesuaian tarif tersebut wajar mengingat sudah enam tahun terakhir tidak ada kenaikan biaya tambahan.

"Kami selama enam tahun tidak pernah ada kenaikan, makanya ini kami berlakukan penyesuaian," ujarnya.

Sedangkan, terkait dengan keluhan pedagang tentang fasilitas gedung, ia memastikan perbaikan akan dilakukan dalam waktu dekat. Paling lambat perbaikan akan dilakukan usai periode Lebaran.

"Rencana dalam waktu dekat ada pembenahan supaya lebih standar. Selain atap untuk penampakan depan juga akan diperbaiki. Fasilitas lain juga akan lebih standar. Mana yang sekiranya harus diperbaiki akan diperbaiki," terangnya.

Baca Juga: Ketum PSI Giring Temui Wali Kota Surakarta Gibran, tapi Enggan Beberkan Rencana Agenda

 



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x