Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Bio Farma Klaim Telah Produksi Vaksin Covid-19 Sebanyak 90,1 Juta Dosis

Kompas.tv - 27 Juli 2021, 15:24 WIB
bio-farma-klaim-telah-produksi-vaksin-covid-19-sebanyak-90-1-juta-dosis
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV -  PT Bio Farma (Persero) mengaku telah memproduksi vaksin Covid-19 sekitar 90,1 juta dosis hingga Senin (26/7/2021). 

Sekretaris Perusahaan Bio Farma sekaligus Juru Bicara, Bio Farma, Bambang Heriyanto mencatat per tanggal 26 Juli itu dari jumlah bulk 123,5 juta dosis yang diterima, baru 110,7 juta dosis yang diproses dan menghasilkan produk jadi sekitar 90,1 juta dosis.

“Terhitung tanggal 26 Juli 2021 kemarin, total vaksin Covid-19 yang sudah jadi kurang lebih sudah 90,1 juta dosis," kata Bambang yang dikutip dari laman resmi Biofarma, Selasa (27/7/2021). 

Lebih lanjut dia menuturkan 65,8 juta dosis diantaranya sudah memperoleh lot rilis, sedangkan sisanya sebanyak  24,3 juta dosis, masih menunggu lot rilis dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Bambang menambahkan adapun total vaksin Covid-19 yang rilis baik produksi Bio Farma dan vaksin jadi (AZ dan Moderna) sebanyak 87 juta dosis.

Sementara untuk vaksin yang sudah terdistribusi, dia mengungkapkan secara akumulasi total ada 77,9 juta dosis, terdiri dari CoronaVac sebanyak 3 juta dosis, AstraZeneca sebanyak 9.2 juta dosis, Covid-19 BioFarma sebanyak 65,7 juta dosis.

Dalam kesempatan itu, Bambang juga menuturkan proses pengiriman vaksin Covid-19, baik dalam bentuk barang jadi maupun bulk (bahan baku) terus berlanjut.

Baca Juga: Sebanyak 21,2 Juta Bahan Baku Vaksin Sinovac Kembali Tiba di Indonesia

Tercatat, Sejak 6 Desember 2020 hingga 22 Juli 2021, jumlah vaksin yang sudah masuk ke Indonesia, kurang lebih sebanyak 151,9 juta dosis, yang terdiri dari 123,5 juta dalam bentuk bulk.

Adapun jumlah yang diterima dari Sinovac dan 22,4 juta lainnya diterima dalam bentuk finish product (produk jadi) yang diterima dari AstraZeneca, dan Moderna.

Sementera itu, terkait proses karantina untuk vaksin ini, Bambang menyebut tidak hanya dilakukan kepada vaksin Covid-19 dalam bentuk finish Product saja, tetapi dilakukan juga kepada bulk vaksin.

Bahkan untuk bulk vaksin, menjalani proses karantina yang lebih panjang. Dengan demikian, Bio Farma tidak bisa langsung mengirimkan vaksin yang diterima, kepada Dinas Kesehatan di Kab / Kota. 

“Sebagai contoh untuk jenis vaksin Bulk yang diterima dari Sinovac, Bio Farma harus melakukan  karantina seperti uji internal oleh Quality Control (QC) Bio Farma,  dan perlu mendapatkan izin rilis dari Quality Assurance Bio Farma,  untuk selanjutnya akan masuk ke proses fill and finish di fasilitas produksi Bio Farma”, jelasnya. 

Setelah selesai proses fill and finish pun, produk vaksin Covid-19 yang sudah jadi, masih harus melalui proses karantina lagi, sambil menunggu lot rilis, yang dikeluarkan oleh Badan POM. 

Berbeda dengan vaksin jenis finish product, yang tidak memerlukan COR untuk dapat digunakan oleh masyarakat. Vaksin dalam bentuk finish product ini, akan menjalani proses sampling dari Badan POM sebelum dapat digunakan oleh masyarakat.

Baca Juga: Pemerintah Harus Lindungi Data Pribadi Peserta Vaksinasi

Bambang menambahkan, dalam setiap proses fill and finish bulk vaksin Covid-19, ada yang harus menjadi catatan. Yaitu mengenai adanya penyusutan dalam setiap proses pembuatan vaksin Covid-19. 

“Itulah yang menyebabkan jumlah dosis yang diterima dalam bentuk bulk, jumlahnya tidak akan sama dengan jumlah dosis pada saat menjadi finish product," ujarnya. 

Menurut penjelasnnya, biasanya  10-15% lebih rendah dari jumlah bulk yang diterima, jadi dari target 140 juta dosis bulk vaksin yang akan diterima Bio Farma, diperkirakan akan menjadi kurang lebih 122.5 juta dosis produk jadi yang siap pakai.

Bambang mengatakan penyusutan ini merupakan hal yang normal dalam setiap proses pembuatan vaksin jenis apapun, dan terjadi pada manufaktur manapun di dunia ini.

Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, dimulai dari saat proses produksi di manufaktur maupun pada saat proses  pemberian vaksin di masyarakat.

Di sisi lain, Bambang menyampaikan bahwa proses distribusi dari Bio Farma terus berjalan sesuai dengan alokasi yang diberikan Kementerian Kesehatan menggunakan stok yg sudah mendapatkan lot rilis BPOM.

Dari bulk yang telah diterima oleh Bio Farma sebanyak 123,5 juta dosis, Bambang menyebut diperkirakan akan dapat menghasilkan vaksin Covid-19 sekitar 99.5 juta dosis vaksin jadi. 

Baca Juga: Menko PMK Minta Pemda Habiskan Stok Vaksin Covid-19: Tidak Boleh Ada yang Tertahan di Gudang




Sumber : Kompas TV/biofarma.co.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x