Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Stok Bulog 1 Juta Ton Hasil Serap Panen, Buwas: Mari Bicara Pakai Data

Kompas.tv - 29 Maret 2021, 12:23 WIB
stok-bulog-1-juta-ton-hasil-serap-panen-buwas-mari-bicara-pakai-data
Budi Waseso saat mengecek gudang beras Bulog. Ia mengaku tidak meminta impor beras karena masih ada cadangan di gudang Bulog. (Sumber: KOMPAS.COM/IDHAM KHALID)
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menegaskan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sudah mencapai batas aman, yakni 1 juta ton. Angka itu didapat dari pengecekan langsung oleh Bulog ke lapangan.

“Setelah berminggu-minggu semua Direksi Bulog turun ke sawah untuk memantau dan memastikan penyerapan produksi petani dalam negeri, per hari ini stok beras Bulog sudah tembus 1 juta ton,” kata Buwas dalam siaran persnya, dikutip Senin (29/03/2021).

Hingga 26 Maret, Bulog sudah menyerap lebih dari 180.000 ton setara beras produksi dalam negeri dari seluruh Indonesia. Realisasi penyerapan yang dilakukan Bulog sampai akhir Maret tahun 2021 itu, lebih tinggi dibandingkan dengan 2 tahun lalu.

Baca Juga: Disindir Dedi Mulyadi, Buwas Bilang Masalah Bulog Sudah Tertangani

"Sementara rata-rata serapan harian Bulog tahun ini sudah mencapai 10.000 ton per hari. Jumlah itu akan meningkat kedepannya seiring dengan panen raya, " ujarnya. 

Hasil serapan Bulog ini seolah menjawab tudingan Bulog tak mampu menyerap beras petani oleh Anggota DPR Dedi Mulyadi.

“Yang menganggap Bulog tidak mampu melakukan penyerapan itu apa indikatornya? Mari bicara pakai data dan menggunakan pola berpikir system thinking bukan fatalistis. Jadi melihat suatu persoalan itu harus secara menyeluruh dan saling terkait. Jangan ‘jumping conclusion,” tegas Buwas.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tak Impor Beras, Komisi VI DPR akan Panggil Mendag dan Bulog Lagi

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mempertanyakan kemampuan Bulog dalam menyerap gabah hasil panen petani. Dedi menilai, harga gabah saat ini turun karena Bulog tidak mampu menyerap hasil panen petani.

Menurut Dedi Bulog seharusnya mampu membeli sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan sehingga harga gabah tidak anjlok.

Di sejumlah daerah seperti Indramayu saat ini harga gabah cenderung turun berkisar antara Rp 3.000 hingga Rp 3.500 per kilogram, jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan oleh pemerintah.

Baca Juga: Kapal Ever Given Terjebak di Terusan Suez, Ekspor Impor RI Terganggu

Dedi juga menyebut Bulog tidak mampu menjual beras yang disimpannya selama ini. Sehingga stok beras Bulog menumpuk di gudang.

Bahkan sekitar 100.000 ton lebih beras Bulog mengalami turun mutu atau bisa disebut busuk karena tidak memiliki gudang penyimpangan yang memadai.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x