JAKARTA, KOMPAS.TV- Kasus mutilasi di Bekasi yang dilakukan oleh Ecky Listiantho mengungkapkan fakta bahwa ia melakukan penipuan kepada banyak perempuan lewat aplikasi kencan, badoo.
Bukan hanya Ecky saja, sudah banyak terjadi kasus kriminal mulai dari penipuan, pelecehan seksual, hingga pembunuhan yang berawal dari aplikasi kencan atau dating apps.
Di Indonesia, ada sejumlah aplikasi kencan yang biasa digunakan seperti Tinder, Bumble, OkCupid, Badoo, Coffe Meets Bagel dan banyak lainnya. Aplikasi ini memudahkan penggunanya untuk menemukan teman kencan yang sesuai dengan keinginannya. Bahkan menghubungkan sesama pengguna yang tinggal di negara berbeda. Sehingga, misalnya, perempuan Indonesia bisa berkencan online dengan bule Inggris.
Pengguna aplikasi kencan juga tak terbatas pada kalangan biasa, pesohor seperti artis dan atlet juga ada yang pernah terang-terangan mengaku menggunakan aplikasi kencan.
Baca Juga: Diungkap Mantan Pacar, Ecky Ternyata Incar Wanita Lebih Tua Berpenghasilan, Modusnya Mengaku Duda
Alasan orang menggunakan aplikasi kencan juga berbeda-beda. Mulai dari penasaran, ikut-ikutan teman, hingga sebagai upaya untuk moved on setelah patah hati.
Seperti yang dilakukan Anya (29), bukan nama sebenarnya, yang mulai menggunakan Tinder sejak 2019. Kepada Kompas TV, ia mengaku mulai main Tinder karena habis patah hati.
Anya pun mengaku ia sebenarnya tidak bermasalah jika harus mencari teman kencan secara langsung. Namun ia ingin mencari pengalaman baru.
“Enggak ada masalah sebenarnya. Cuma pengen cari petualangan baru aja. Patah hatinya sama orang yang udah cukup kenal gitu soalnya. Jadi mau coba sama yang bener-bener random dan stranger,” kata Anya, Senin (9/1/2023).
Ia bercerita, punya tips tersendiri agar tak menjadi korban penipuan di Tinder. Anya sudah mensugesti dirinya agar tak cepat percaya dengan setiap laki-laki yang dikenalnya di aplikasi itu.
Baca Juga: Unisba Ungkap Ecky Pelaku Mutilasi di Bekasi sebagai Mahasiswa Bermasalah dan Tak Lulus Kuliah
Lalu jangan mudah diajak bertemu, apalagi jika diajak berkunjung ke rumah atau kos-kosan si lelaki. Anya memastikan harus mengobrol panjang lebar dulu sampe akhirnya yakin untuk bertemu.
“Kalau dari awal obrolannya udah menjurus ke hal negatif, langsung hapus. Pas ketemu pun, cari tempat ramai dan di tengah-tengah. Jangan biarin si partner date-nya jemput di rumah/kosan. Selalu nolak dan enggak lanjut ketemu juga kalau diajak ke rumah/kosan dia sejak awal,” ujar Anya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.