Kompas TV internasional krisis rusia ukraina

Perang Ukraina Sesungguhnya di Meja Para Pemodal: Rekonstruksi Pascaperang, Sumber Daya Alam, Cuan

Kompas.tv - 9 Desember 2022, 11:04 WIB
perang-ukraina-sesungguhnya-di-meja-para-pemodal-rekonstruksi-pascaperang-sumber-daya-alam-cuan
Dollar AS dan Euro. Pertarungan sesungguhnya soal Ukraina saat ini sengit di meja ekonom dan pemodal soal model ekonomi pasca perang, sumber daya alam, rekonstruksi, duit siapa dan untungnya buat siapa. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

LONDON, KOMPAS.TV – Pertarungan Rusia- Ukraina sesungguhnya saat ini sengit di meja ekonom dan para pemodal.  Mencuat isu model ekonomi pasca perang, sumber daya alam, rekonstruksi, hingga  siapa siapa dan untungnya buat siapa.

Rudal Rusia yang menghujani berbagai fasilitas energi, pembangkit listrik, sekolah, dan jalan, memunculkan visi tentang rekonstruksi Ukraina pascaperang. 

Pertempuran sengit antar ide itu telah dimulai tentang bagaimana mengelola pembangunan kembali Ukraina, yang akan menjadi proyek paling besar di Eropa sejak akhir Perang Dunia II. Demikian laporan New York Times, Jumat, (9/12/2022).

Tidak hanya itu, pertempuran antar ide saat ini akan menentukan siapa penguasa ekonomi dan sumber daya alam Ukraina pascaperang.

Perdebatan tersebut melibatkan para kepala negara dan para pemimpin kelompok kemanusiaan, universitas dan bank dari seluruh dunia.

Mereka mewakili pemerintah, organisasi, dan perusahaan yang siap menyumbangkan atau meminjamkan, ulangi, meminjamkan ratusan miliar dolar yang mungkin dibutuhkan, serta mereka yang mengambil untung darinya.

Perhatian untuk menyelamatkan kota dan infrastruktur Ukraina yang rusak sebagian besar terfokus pada biaya, dari mana duitnya, siapa yang dapat untung, dan siapa yang akan menguasainya.

Perselisihan tentang kerangka kerja, yang diharapkan akan menjadi dasar restrukturisasi itu, terjadi di bawah permukaan dan kurang mendapat perhatian publik.

Baca Juga: Putin Disebut Miliki Rencana Kabur Jika Kalah Perang dengan Ukraina, Negara Ini Jadi Tujuan

Mata uang Rubel Rusia. Pertarungan sesungguhnya soal Ukraina saat ini sengit di meja ekonom dan pemodal soal model ekonomi pasca perang, sumber daya alam, rekonstruksi, duit siapa dan untungnya buat siapa. (Sumber: Straits Times)

Pergeseran apa pun di Ukraina dari masa perang ke ekonomi masa damai menjanjikan hal penuh gejolak.

Pertempuran ide ekonomi Ukraina pascaperang mengadu gagasan seperti ide tentang pemerintah pusat yang kuat, yang mengatur pengeluaran dengan tangan yang lebih ketat berhadapan dengan ide tentang pemerintah yang tidak ikut-ikut, dengan peraturan yang lebih ringan dan pasar bebas yang sebebas-bebasnya mendominasi.

Terlepas dari itu ada transisi rumit lainnya yang meski mungkin kurang menonjol namun perlu dinavigasi secara bersamaan.

Di sisi lain, tiga dekade berlalu sejak Ukraina memperoleh kemerdekaannya, tetapi warisan Soviet tetap ada. Hal itu terlihat dari jalur suplai dan jaringan transportasi yang tercipta saat Kiev dan Moskow menjadi bagian dari satu negara.

Ukraina dirancang dan dilengkapi dengan desain, mesin, dan infrastruktur era Soviet yang dalam banyak hal tidak terhubung ke Eropa. Misalnya, ukuran rel kereta api Ukraina berbeda dari ukuran Eropa, yang berarti kereta api tidak dapat melintasi perbatasan dengan mudah.

Kurangnya integrasi ada di sektor demi sektor. Suku cadang untuk segala sesuatu mulai dari reaktor nuklir hingga lemari es yang sebelumnya dipasok oleh Rusia harus didatangkan dari tempat lain.

Yang lebih menantang bagi sebagian ekonom dan pemodal berorientasi cuan adalah warisan dari transisi Ukraina yang cacat dan tidak lengkap menuju ekonomi pasar yang modern dan demokratis setelah pecahnya Uni Soviet.

Baca Juga: Sekjen NATO: Rusia Kurangi Gempuran ke Ukraina demi Siapkan Serangan Akbar Musim Semi Tahun Depan

Uang kertas Euro. Yang lebih menantang bagi sebagian ekonom dan pemodal berorientasi cuan adalah warisan dari transisi Ukraina. (Sumber: AP Photo/Matthias Schrader)

Bagian dari dunia komersialnya menurut mereka telah diganggu oleh korupsi dan kronisme. Dan Ukraina belum menciptakan jenis institusi politik tangguh yang menopang standar pemerintahan yang ditetapkan oleh Uni Eropa, yang kemungkinan besar akan menjadi mitra dagang terbesarnya jika perang dimenangkan.

Kurangnya sektor publik yang menurut ekonomi barat akuntabel, transparan, dan andal ini merupakan inti dari sebagian besar perdebatan tentang seperti apa Ukraina seharusnya dan siapa yang dapat mengambil keputusan tersebut.

“Ada pandangan idealis bahwa pemerintah dapat mengarahkan sumber daya dan rakyat akan ikut,” kata Yuriy Gorodnichenko, seorang ekonom di University of California, Berkeley. “Sebagai seseorang yang dibesarkan di Ukraina,” tambahnya, “bukan begitu cara kerjanya.”

“Pemerintah tidak punya kapasitas untuk mengatur,” katanya. “Tidak punya birokrasi yang profesional dan terlatih.”

Gorodnichenko berkontribusi pada laporan tentang rekonstruksi Ukraina untuk Pusat Penelitian Kebijakan Ekonomi di London, sebuah jaringan ekonom independen.

Rekomendasi kelompok itu sangat luas, tetapi di antaranya adalah seruan untuk “deregulasi aktivitas ekonomi secara radikal”, diantaranya dengan sepenuhnya mengandalkan pasar untuk mendistribusikan sumber daya dan memandu ekonomi, melonggarkan undang-undang perburuhan, dan pergeseran kontrol politik dan ekonomi dari pemerintah pusat ke daerah.



Sumber : Kompas TV/New York Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x