Kompas TV nasional peristiwa

Terkait Data Korban Tragedi Kanjuruhan yang Beda-beda, Begini Kata TGIPF

Kompas.tv - 10 Oktober 2022, 15:33 WIB
terkait-data-korban-tragedi-kanjuruhan-yang-beda-beda-begini-kata-tgipf
Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) menemui Tim Gabungan Aremania pada Sabtu (8/10/2022) di Malang. (Sumber: TGIPF)
Penulis : Gilang Romadhan | Editor : Purwanto

MALANG, KOMPAS.TV - Data korban Tragedi Kanjuruhan yang berbeda-beda masih menjadi pertanyaan besar. 

Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) mencatat ada 132 korban meninggal dunia dari Tragedi Kanjuruhan. Sedangkan Dinas Kesehatan Kabupaten Malang per 8 Oktober 2022 merangkum ada 131 korban. 

Sebagian besar korban meninggal dunia adalah para suporter Arema FC (Aremania). 

Pihak Aremania sendiri juga yakin korban meninggal lebih dari angka-angka yang disebutkan di atas. 

Baca Juga: TGIPF: Rawat Kontrol Korban Kanjuruhan Penting untuk Disorot, Termasuk Efek Trauma

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menjelaskan ada kendala dalam masalah pendataan korban. 

"Secara data, ada yang katanya 130 ternyata di Kompolnas 132, LPSK ada 133. Kenapa berbeda? Bisa saja kan data tersebut berbeda karena ada data yang tidak masuk di rumah sakit yang tidak terdata," katanya dikutip dari Kompas.com, Senin (10/10/2022).

Baca Juga: Menko PMK Beri Santunan pada Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan

"Atau bisa juga awalnya sudah masuk rumah sakit, lalu dipulangkan, tetapi tiga hari kemudain meninggal dan tidak terlacak."

"Bisa jadi begitu. Makanya, kami akan cek juga. Jangan-jangan meninggalnya bukan karena kerusuhan," tuturnya.

Terlepas dari berapa jumlah korban meninggal, Tragedi Kanjuruhan merupakan salah satu insiden terkelam dalam dunia sepak bola Indonesia, bahkan dunia. 

Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan itu hanya kalah dari insiden di Stadion Nasional Lima, Peru pada 1964 silam. 

Kejadian tersebut terjadi lima menit jelang laga kualifikasi Olimpiade antara Peru kontra Argentina. 40.000 suporter Peru mengamuk karena timnya tertinggal 0-1 dari Albiceleste (julukan Timnas Argentina) dan wasit menganulir gol penyama kedudukan. 

Puluhan ribu suporter mendobrak pagar tribun dan masuk ke lapangan, ada yang keluar lapangan karena gas air mata dan terinjak-injak. Tragedi nahas tersebut menewaskan lebih dari 300 orang. 

Baca Juga: Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Korban Alami Radang Mata Parah, Bukan Lagi Merah tapi Cokelat

 



Sumber : Kompas.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x