Kompas TV nasional agama

PBNU Maafkan Suharso Monoarfa soal Pidato 'Amplop Kiai' Hebohkan Warga Pesantren, Ingatkan Hal Ini

Kompas.tv - 27 Agustus 2022, 17:05 WIB
pbnu-maafkan-suharso-monoarfa-soal-pidato-amplop-kiai-hebohkan-warga-pesantren-ingatkan-hal-ini
Suharso Monorfa memakai seragam PPP. PBNU pun memaafkan Suharso Monoarfa terkait pidato amplop kiai bikin heboh (Sumber: kompas.com/Acep Najmudin)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi memaafkan Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa soal pidatonya yang bikin heboh warga pesantren tentang 'amplop kiai' yang dikaitkan dengan korupsi. 

Apalagi, lanjut Gus Fahrur, sapaannya, Suharso sudah minta maaf dan mengaku salah telah memberikan analogi yang tidak pas tentang budaya pesantren dan relasi kiai-masyarakat. 

Gus Fahrur juga menyebutkan, peristiwa ini menunjukkan PPP yang basis konstituen mereka adalah umat islam, khususnya Pesantren, justru tidak memahami kultur dan tradisi yang ada. 

Meski demikian, ungkap Gus Fahrur, pihaknya tetap memamafkan pria yang juga Menteri PPN/Kepala Bapppenas tersebut, seraya mengingatkan agar kejadian tidak serupa. 

“Yasudah, harus dimaafkan dan dimaklumi,” paparnya kepada KOMPAS.TV, Sabtu (27/8/2022).

"Sebaiknya dia jelaskan apa dan bagaimana sebelumnya kok begitu. Barangkali dia punya alasannya, kok pakai sumpah (dalam pidato Suharso-red). Semoga enggak terulang lagi aja," paparnya. 

Lantas, Gus Fahrur juga menjelaskan soal tradisi antara kiai dan masyarakat, serta tradisi saling memberi yang jadi tradisi laiknya orang bertamu.

Para kiai pun memberi kepada masyarakat dan sebaliknya. 

Baca Juga: PBNU Buka Suara Polemik ‘Amplop Kiai' Suharso Monoarfa: PPP Harus Introspeksi

"Dia tidak memahami tradisi yang berkembang di masyarakat, masyarakat dan kiai itu ada simbiosis saling menghargai, saling memuliakan, itu tidak ada maksud sama sekali untuk sogok,” katanya menegaskan.

“Memberikan sesuatu menjadi tradisi, menghormati guru seperti kita bertamu bawa oleh-oleh. Tidak bisa disebut money politic, karena para kiai kan bukan penentu kebijakan," sambungnya. 

Suharo sendiri sudah minta maaf secara terbuka dan mengakui kesalahannya bikin heboh warga Pesantren dan partai PPP imbas pidato itu. 

“Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukakan pintu maaf seluas-luasnya,” kata Suharso Jumat (19/8/2022).

ia juga mengaku khilaf dan mengakui pidatonya tidak pantas. 

“Saya akui ilustrasi dalam sambutan itu sebuah kekhilafan dan tidak pantas saya ungkapkan,” kata Suharso.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x