Kompas TV feature bingkai inspirasi

Inspiratif, Kisah Anak Petani Gunungkidul Kuliah Gratis di UGM Lewat Jalur SNMPTN

Kompas.tv - 20 Juli 2022, 20:18 WIB
inspiratif-kisah-anak-petani-gunungkidul-kuliah-gratis-di-ugm-lewat-jalur-snmptn
Refi Nurani Nurohmah dan kedua orang tuanya. (Sumber: Laman resmi UGM/ugm.ac.id)
Penulis : Nadia Intan Fajarlie | Editor : Vyara Lestari

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lulus dari SMKN 1 Wonosari, Gunungkidul, Refi Nurani Nurohmah, dikenal sebagai sosok yang berprestasi di antara para siswa di sekolahnya. 

Meski memiliki sederet prestasi, lulusan Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran itu sempat berpikir untuk tidak melanjutkan pendidikan selepas tamat sekolah menengah, karena keterbatasan ekonomi keluarganya.

“Sebenarnya dari awal nggak ada rencana untuk kuliah, lulus SMK langsung cari kerja. Saya tahunya kalau kuliah itu kan biayanya banyak, terus saya mikir orang tua saya, mereka sudah tua dan pekerjaan tidak menetap,” kata Refi dilansir dari laman resmi UGM.

Namun, salah satu guru mendorongnya untuk mendaftar kuliah melalui jalur prestasi atau Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Sebab, Refi memperoleh peringkat satu secara paralel, sehingga memenuhi syarat untuk mengikuti SNMPTN. 

Baca Juga: Sudah Lolos SNMPTN 2022, Ini Waktunya Cek Daftar Biaya Kuliah di UI, UGM, Unpad hingga ITB

Refi mengaku, dukungan gurunya itu begitu membekas dalam benaknya, hingga mendorongnya untuk mulai mencari informasi dan memberanikan diri berbicara kepada orang tuanya terkait rencana kuliah.

“Kata guru saya, sayang kalau kesempatan itu nggak diambil, lebih baik coba mendaftar saja daripada besok menyesal,” ungkapnya.

Kini ia menjadi salah satu mahasiswa baru atau Gadjah Mada Muda (Gamada) UGM Program Studi D4 Pengelolaan Arsip dan Rekaman Informasi, Sekolah Vokasi UGM.

Ia juga termasuk dalam golongan penerima UKT 0 yang dibebaskan dari biaya kuliah.

Baca Juga: Inspiratif, Anak Tukang Las dari Boyolali Bisa Kuliah Gratis di UGM

Ayah Refi, Satiran, sehari-hari bertani di ladang kecil miliknya. Sebagian hasil ladang berupa singkong, kacang tanah, beras, dan jagung dikonsumsi keluarga kecilnya untuk makan sehari-hari. Selebihnya, ia menjual hasil ladangnya sebagai pemasukan bagi keluarganya. 

Berbagai pekerjaan serabutan pun ia lakoni bersama sang istri, Surminah, untuk mencari tambahan pemasukan. Terkadang, pasangan itu bekerja di ladang milik orang lain dengan mencabuti rumput atau melakukan pekerjaan lainnya dengan bayaran Rp20 ribu.

“Paling banyak dibayar 20 ribu untuk kerja setengah hari. Kadang dari pagi jam 7 sampai jam 11, atau siang jam 1 sampai jam 5 tergantung yang menyuruh,” jelas Refi.



Sumber : Kompas TV/UGM


BERITA LAINNYA



Close Ads x