Kompas TV nasional peristiwa

Jokowi Terima Telpon "Rahasia" dari Seorang Perdana Menteri, Minta Dikirim Minyak Goreng

Kompas.tv - 14 Juni 2022, 11:21 WIB
jokowi-terima-telpon-rahasia-dari-seorang-perdana-menteri-minta-dikirim-minyak-goreng
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada perayaan 50 tahun Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) 2022, Jumat (10/6/2022). (Sumber: Tangkapan layar YouTube Kompas TV/Ninuk)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo mengaku mendapat telpon dari seorang perdana menteri terkait minyak goreng.

Cerita itu disampaikan Presiden Jokowi dalam Pembukaan Rakornas Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2022, Selasa (14/6/2022).

“Dua hari yang lalu, malam, saya mendapatkan telpon dari Perdana Menteri,” kata Jokowi.

Namun, Presiden Jokowi menolak untuk mengungkapkan siapa Perdana Menteri yang menghubunginya.

Ia hanya menjelaskan, Perdana Menteri yang menghubunginya meminta agar Indonesia segera mengirimkan minyak goreng ke negara tersebut.

Baca Juga: Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Naik usai Jokowi Beri Sinyal Dukungan Capres di Rakernas Projo

“Enggak usah saya sebutkan namanya. Dia meminta betul, Presiden Jokowi tolong dalam sehari dua hari ini kirim yang namanya minyak goreng,” ujar Presiden Jokowi.

Perdana Menteri tersebut, kata Jokowi, menyampaikan jika stok minyak goreng di negaranya sudah betul-betul habis.

“Stok kami betul-betul sudah habis,” ucap Jokowi meniru pernyataan PM yang menghubunginya.

Kemudian, Jokowi mengatakan Perdana Menteri yang menghubunginya menuturkan jika minyak goreng tidak segera tersedia, maka kemungkinan krisis yang terjadi di Srilanka akan terjadi di negaranya.

Baca Juga: Survei: 63,1 Persen Responden Setuju Jokowi Lakukan Reshuffle Menteri Kabinet

“Kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial ekonomi yang berujung pada krisis politik dan itu sudah terjadi di negara yang namanya Srilanka.”

Presiden Jokowi menyampaikan situasi global akibat pandemi covid-19 dan perang di Ukraina memang tidak mudah bagi semua negara.

“Oleh sebab itu kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini, pangan harus disiapkan betul-betul, energi harus dikalkulasi betul karena separuh dari energi kita tuh impor dan kita ini negara besar, pangannya juga butuh pangan yang besar, energinya juga butuh energi yang besar baik untuk kendaraan maupun industri, untuk produk rumah tangga dan lain-lainnya,” ujarnya

“Tetapi ancaman krisis pangan ini juga bisa kita jadikan peluang, karena lahan kita yang besar banyak yang belum dimanfaatkan, banyak yang belum produktif.”



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x