JAKARTA, KOMPAS.TV - Laba bersih PT Pertamina (Persero) sepanjanh tahun lalu naik hampir 2 kali lipat, atau 95 persen. Yaitu sebesar 2,05 miliar dollar AS atau sekitar Rp 29,7 triliun (asumsi kurs Rp14.300).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyebut, pada 2020 Pertamina mencatatkan laba bersih sebesar 1,05 miliar dollar AS atau sekitar Rp15 triliun.
"Alhamdulillah di RUPS yang disahkan tadi pagi kita membukukan peningkatan profit hampir dua kali lipat. Kita catat Rp 29 triliun keuntungan bersih kita, tahun lalu (2020) kan Rp15 triliun. Ini Rp 29,3 triliun," kata Nicke dalam forum Pimpinan Redaksi media di Grha Pertamina, Jakarta Pusat, Rabu (8/6/2022).
Ia menjelaskan, laba bersih itu didapat dari raihan pendapatan 57,51 miliar dollar AS. Naik 39 persen dari awalnya sebesar 41,47 miliar dollar AS di tahun 2020.
Baca Juga: Startup Beres.id Tutup, Tidak Kuat Terdampak Pandemi 2 Tahun
Kemudian EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) Pertamina juga tumbuh 19 persen dari 7,95 miliar dollar AS pada 2020 menjadi 9,45 miliar dolar AS.
"Jadi di 2021 pemegang saham telah setujui dan juga menerima laporan manajemen untuk pencapaian ini. Revenue meningkat 39%, dan net profit 95%," ujar Nicke.
"Ini hasil kerja keras kita di tengah kondisi rumit di 2021," tambahnya.
Menurut Nicke, capaian laba bersih naik hampir 100 persen itu karena penghematan biaya-biaya yang dilakukan Pertamina. Seperti rogram Cost Saving yang jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS, program Cost Optimization yang berhasil menghemat 2,2 miliar dolar AS, program Cost Avoidance hingga 350 juta dolar AS, dan adanya program Revenue Enhancement yang mencapai 0,5 miliar dolar AS.
Baca Juga: Waspada Penipuan Berkedok Program BCA Prioritas, Korban Bisa Rugi Ratusan Juta Rupiah
Tahun lalu, Pertamina juga mendapat tantangan dari menurunnya permintaan BBM karena gelombang kedua pandemi Covid di Indonesia dan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Namun dengan efisiensi dan penghematan, Pertamina justru bisa menghasilkan keuntungan besar.
"Bagaimana kita melakukan efisiensi besar-besaran tahun 2021. Karena kita sampaikan untuk bisa survive dalam kondisi ini hanya satu, efisien," tuturnya.
Dalam waktu dekat, Pertamina juga akan mendapat kompensasi BBM dari pemerintah sebesar Rp401 triliun. Kompensasi itu diberikan karena Pertamina menjual sejumlah jenis BBM di bawah harga keekonomian.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.