Kompas TV regional berita daerah

Peringatan 16 Tahun Gempa Yogyakarta di Bantul, Bupati Keluarkan 3 Catatan Penting

Kompas.tv - 27 Mei 2022, 15:53 WIB
peringatan-16-tahun-gempa-yogyakarta-di-bantul-bupati-keluarkan-3-catatan-penting
Dalam peringatan 16 tahun gempa Yogyakarta, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengajak seluruh masyarakat mengenang dan merefleksikan peristiwa saat itu. (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)
Penulis : Switzy Sabandar | Editor : Desy Afrianti

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Hari ini, 27 Mei 2022 tepat 16 tahun mengenang gempa Yogyakarta 2006. Bantul menjadi kabupaten di DIY yang terdampak paling parah dari gempa Jogja 2006.

Dalam peringatan 16 tahun gempa Jogja, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengajak seluruh masyarakat mengenang dan merefleksikan peristiwa saat itu. Ia ingat betul saat itu masyarakat berhamburan ke luar rumah dan tidak bisa berbuat apa-apa.

“Mitigasi bencana ketika itu hampir tidak berjalan sama sekali,” ujarnya dalam acara Doa dan Hening Cipta dalam rangka refleksi 16 tahun Bencana Gempa Bumi Bantul, Jumat (27/5/2022).

Baca Juga: Peringatan Tsunami Muncul Menyusul Gempa 6,2 Richter di Lepas Pantai Los Palos,Timor Leste

Ia menyebutkan ada tiga catatan penting dari peristiwa gempa Jogja 2006. Pertama, pentingnya meningkatkan pengetahuan dan teknologi tentang kebencanaan.

Kedua, pentingnya membangun budaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan, bukan hanya pada lingkungan relawan tetapi juga masyarakat. Ketiga, aspek spiritualitas karena di mana pun orang berada tidak bisa memastikan ada atau tidaknya bencana.

Bupati Bantul menuturkan jika terjadi bencana lagi, tidak bisa mengandalkan pada petugas untuk mengevakuasi satu juta penduduk Bantul, sekalipun Bantul punya 3.000 relawan, dibantu TNI Polri.

“Oleh karena itu harus menciptakan budaya kesiapsiagaan, karena kita punya pengalaman. jika terjadi gempa, apa yang harus dilakukan," ucapnya.

Kendati demikian, ia menilai walaupun 16 tahun mitigasi bencana lalu belum dapat diterapkan, namun ada hikmah ternyata masyarakat Bantul memiliki solidaritas sosial yang tinggi dan memiliki budaya gotong royong yang baik.

Ia meminta masyarakat mempertahankan budaya ini sebab tidak semua hal bisa diselesaikan pemerintah, TNI dan Polri saja.

Baca Juga: BPBD Denpasar Gelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Pada Ratusan Siswa SD

Sementara, Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Agus Yuli Herwanta, mengungkapkan rumah dinas bupati Bantul yang menjadi tempat acara doa dan hening ini menjadi tempat bersejarah bagi bangkitnya Bantul pasca gempa Jogja 2006. Seluruh pemangku kebijakan berkoordinasi dan merumuskan solusi tanggap darurat sampai rehabilitasi di tempat ini.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x