Kompas TV internasional kompas dunia

Tumpahan Minyak Cemari Pantai, Darurat Bencana di Destinasi Wisata Thailand

Kompas.tv - 30 Januari 2022, 12:05 WIB
tumpahan-minyak-cemari-pantai-darurat-bencana-di-destinasi-wisata-thailand
Petugas berupaya membersihkan pencemaran minyak di Pantai Ma Ramphueng, Rayong, Thailand, Sabtu (29/1/2022). Sekitar 20-50 ton minyak mentah tumpah ke perairan Thailand akibat kebocoran pipa. (Sumber: Nava Sangthong/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

BANGKOK, KOMPAS.TV - Provinsi Rayong, di bagian timur Thailand menetapkan status darurat bencana usai tumpahan minyak menyebar hingga ke pantai. Pada Sabtu (29/1/2022), pemerintah setempat menutup tempat-tempat wisata di sekitar areal yang tercemar.

Tumpahan ini berasal dari kebocoran pipa yang dikelola Star Petroleum Refining Co. Sekitar 20-50 ton minyak mentah diperkirakan bocor pada Selasa (25/1) malam waktu setempat.

Pihak perusahaan menyebut kebocoran pipa berhasil ditambal keesokan harinya.

Pemerintah pun menurunkan angkatan laut untuk membendung pencemaran dengan menerjunkan bahan-bahan kimia ke lokasi tumpahan.

Akan tetapi, upaya pencegahan tak berhasil menghalau tumpahan minyak yang mengarah ke Pantai Mae Ramphueng, Rayong, sekitar 200 kilometer di tenggara Bangkok.

Baca Juga: Insiden 2 Kapal Pengangkut Barang & Solar Terbakar, Tumpahan Minyak Mencemari Perairan

Tumpahan minyak tersapu ke pantai pada Sabtu (29/1) pagi waktu setempat.

Sebagian besar tumpahan di dekat Koh Samet, destinasi wisata populer lain di Rayong, juga belum berhasil dibendung.

Volume besar tumpahan minyak pun dikhawatirkan akan mencemari Koh Samet yang belakangan baru memulihkan diri dari dampak pandemi Covid-19.

Gubernur Rayong Channa Iamsaeng menutup lokasi pantai akibat pencemaran. Sekitar 200 personel angkatan laut dan 150 pekerja Star Petroleum membantu membersihkan pantai yang tercemar.

Area pesisir Rayong selama ini bergantung pada pendapatan sektor wisata. Insiden tumpahan minyak pun membuat upaya sektor itu bangkit dari pandemi semakin sulit.

Selain itu, tumpahan minyak juga berdampak pada komunitas nelayan setempat.

Greenpeace Thailand menyebut tumpahan minyak kali ini adalah yang kedua kalinya melibatkan Star Petroleum.

Organisasi lingkungan hidup itu pun mendesak perusahaan tersebut bertanggung jawab, mengganti rugi upaya pembersihan dan melaporkan secara komplet dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dari tumpahan minyak.

Baca Juga: Peru Deklarasikan Darurat Lingkungan di Wilayah Pesisir yang Terkena Tumpahan Minyak


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x