Kompas TV internasional kompas dunia

Zelensky Kesal Ukraina Disebut Bakal Diserang Rusia, Minta AS dan Barat Tak Picu Kepanikan

Kompas.tv - 29 Januari 2022, 10:52 WIB
zelensky-kesal-ukraina-disebut-bakal-diserang-rusia-minta-as-dan-barat-tak-picu-kepanikan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Sumber: AP Photo/Ted Shaffrey)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kesal dengan Amerika Serikat (AS) dan Barat, yang terus mengatakan Ukraina bakal diserang Rusia.

Zelensky pun meminta agar mereka tak membuat kepanikan meski Rusia terus melakukan pengumpulan pasukan di perbatasan Ukraina.

Presiden yang merupakan mantan komedian itu mengatakan bahwa peringatan akan adanya serangan membuat ekonomi Ukraina dalam bahaya.

Sebelumnya pada Kamis (27/1/2022), Presiden AS Joe Biden mengungkapkan Rusia kemungkinan akan menyerang Ukraina pada bulan depan.

Baca Juga: Daftar Pemimpin Negara yang akan Hadiri Pembukaan Olimpiade Beijing, dari Bin Salman hingga Putin

Rusia sendiri membantah berencana melakukan penyerangan, dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menegaskan, Moskow tak ingin perang.

Zelensky sendiri mengungkapkan ia tak melihat adanya ancaman yang lebih besar pada saat ini, dibandingkan ketika Rusia mengumpulkan pasukan pada musim semi lalu.

“Adanya sinyal bahkan dari pemimpin negara yang dihormati, dengan mengatakan akan terjadi perang besok. Ini adalah kepanikan, berapa banyak yang harus ditanggung negara kita,” ujarnya dikutip dari BBC, Jumat (28/1/2022).

Ia menambahkan, destabilisasi situasi dalam negeri menjadi ancaman terbesar bagi Ukraina.

Meski begitu, ia tak meragukan dan menentang intelijen AS.

“Saya bisa melihat adanya 100.000 tentara (Rusia),” ujarnya menjelaskan.

Baca Juga: Bandara Irak Diserang 6 Roket, 2 Pesawat Komersial Rusak

Tetapi Zelensky kemudian mengatakan bahwa Rusia tengah mencoba menakut-nakuti dan mendapatkan kesenangan dengan melihat Kiev ketakutan, dan bersiap terkait kemungkinan perang habis-habisan.

Zelensky pun mengingatkan bahwa rakyat negaranya telah hidup dengan ancaman agresi Rusia selama bertahun-tahun, dan meski ukuran dari pengumpulan pasukan ini tak biasa, ia bertekad untuk mengecilkan bahaya.

Ia pun mengungkapkan kekesalannya saat buka suara terkait evakuasi staf oleh beberapa kedutaan.

“Diplomat adalah kapten. Mereka seharusnya menjadi yang terakhir meninggalkan kapal yang tenggelam dan Ukraina bukanlah Titanic,” katanya.



Sumber : BBC


BERITA LAINNYA



Close Ads x