Kompas TV nasional peristiwa

BMKG: Gempa di Selatan Banten Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng Indo-Australia Eurasia

Kompas.tv - 14 Januari 2022, 19:19 WIB
bmkg-gempa-di-selatan-banten-akibat-aktivitas-subduksi-lempeng-indo-australia-eurasia
Gempa Guncang Banten, Jumat (14/1/2022) (Sumber: Tangkapan Layar Laman BMKG)
Penulis : Johannes Mangihot | Editor : Deni Muliya

JAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa tektonik dengan magnitudo 6,6 yang berlokasi di laut Pandeglang, Banten diakibatkan aktivitas subduksi dua lempeng.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, hasil analisis diketahui episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21 derajat lintang selatan, 105,05 derajat bujur timur.

Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Ibu Kota Pandeglang di Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km. 

Menurut Dwikorita, dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang terjadi di selatan Banten tersebut merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Samudra Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng benua Eurasia.

Baca Juga: Detik-Detik Warga Berlarian ke Luar Gedung saat Gempa Bumi 6,6 di Jabodetabek

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault," ujar Dwikorita saat jumpa pers melalui kanal YouTube BMKG, Jumat (14/1/2021).

Dwikorita melanjutkan, dampak gempa ini dirasakan di wilayah Jabodetabek, Kota Bandung serta Bandar Lampung hingga membuat kerusakan ringan. 

Laporan yang diterima BMKG, dampak kerusakan bangunan yang cukup parah terjadi di Kecamatan Munjul dan Kecamatan Cimanggu, Pandeglang, Banten.

Menurutnya, dalam catatan sejarah kegempaan sejak tahun 1851 hingga 2019 telah terjadi delapan kali gempa di wilayah tersebut. 

Baca Juga: Bupati Pandeglang Pastikan BPBD Lakukan Pendataan Korban dan Kerusakan Akibat Gempa di 35 Kecamatan

Delapan kali gempa tersebut menimbulkan tsunami kecil hingga tsunami dengan ketinggian 30 meter.

Namun, sambung Dwikorita, gempa di selatan Banten ini tidak berpotensi tsunami.

"Terprediksi tidak berpotensi tsunami, nampaknya terverifikasi tidak terjadi tsunami," ujar Dwikorita.

Dwikorita menambahkan, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi aktivitas gempa bumi susulan sebanyak lima kali dengan magnitudo terbesar besar berkekuatan M 5,7.

BMKG mengimbau agar masyarkat tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Baca Juga: 8 Peristiwa Gempa Bumi yang Picu Tsunami di Banten

Kemudian menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. 

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ujarnya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x