Kompas TV internasional kompas dunia

Kenaikan Suhu Lautan Capai Titik Tertinggi Tahun 2021, Menurut Penelitian Internasional

Kompas.tv - 13 Januari 2022, 09:40 WIB
kenaikan-suhu-lautan-capai-titik-tertinggi-tahun-2021-menurut-penelitian-internasional
Ilustrasi perubahan iklim. Tahun 2021 suhu lautan dunia mencapai titik tertinggi dalam catatan sejarah manusia, dalam penelitian yang diterbitkan hari Selasa (11/1/2022) di jurnal Advances in Atmospheric Sciences seperti dilansir Straits Times, Kamis, (13/1/2022). (Sumber: thefanatic)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Purwanto

BEIJING, KOMPAS.TV - Sebuah penelitian internasional menyebut tahun 2021 suhu lautan dunia mencapai titik tertinggi dalam catatan sejarah manusia, dalam penelitian yang diterbitkan hari Selasa (11/1/2022) di jurnal Advances in Atmospheric Sciences seperti dilansir Straits Times, Kamis, (13/1/2022). 

Penelitian tersebut dilakukan 23 peneliti dari 14 institut di China, Amerika Serikat, dan Italia.

Penelitian itu menemukan pada tahun 2021, 2.000 meter teratas di semua lautan menyerap lebih banyak panas daripada rekor yang tercatat satu tahun sebelumnya, sama dengan 145 kali pembangkit listrik dunia pada tahun 2020.

Karena lebih dari 90 persen kelebihan panas akibat pemanasan global diserap oleh lautan, kandungan panas laut merupakan indikator utama pemanasan global, kata Kevin Trenberth, seorang ilmuwan di  US National Center for Atmospheric Research atau Pusat Penelitian Atmosfer Nasional AS yang juga salah satu peneliti dalam laporan tersebut.

Selain menyerap panas, lautan saat ini menyerap 20 hingga 30 persen emisi karbon dioksida CO2 manusia, yang menyebabkan pengasaman laut.

Namun, kenaikan suhu lautan mengurangi efisiensi penyerapan karbon oleh laut sehingga meninggalkan lebih banyak CO2 di udara, kata Cheng Lijing, penulis makalah utama dan profesor di Institute of Atmospheric Physics (IAP) di bawah Chinese Academy of Sciences.

Baca Juga: Waduh 14 Persen Terumbu Karang Dunia Musnah Satu Dekade Terakhir Akibat Pemanasan Global

14 persen terumbu karang dunia musnah sejak 2009 hingga 2018 akibat penangkapan ikan ilegal, destruktif dan tidak teregulasi, diperparah dengan polusi dan polutan, dengan sebagian besar musnah akibat pemanasan global, seperti laporan Global Reef Monitoring Network 05 Oktober 2021 (Sumber: Bloomberg)

“Memantau dan memahami panas dan penggabungan karbon di masa depan penting untuk melacak tujuan mitigasi perubahan iklim,” kata Cheng, seraya menyerukan lebih banyak perhatian diberikan ke lautan karena banyak negara berjanji untuk mencapai netralitas karbon dalam beberapa dekade mendatang.

"Saat lautan menghangat, air mengembang dan permukaan laut naik. Lautan yang lebih hangat juga menggoyang sistem cuaca, menciptakan badai dan angin topan yang lebih kuat, serta meningkatkan curah hujan dan risiko banjir," tambah Cheng.

"Lautan menyerap sebagian besar pemanasan dari emisi karbon manusia," kata penulis makalah Michael Mann, profesor di Pennsylvania State University.

"Sampai kita mencapai emisi nol, pemanasan akan berlanjut, dan kita akan terus memecahkan rekor kandungan panas laut, seperti yang kita alami tahun ini. Kesadaran dan pemahaman yang lebih baik tentang lautan adalah dasar bagi tindakan untuk memerangi perubahan iklim."

Para peneliti juga berbagi data yang direkam oleh IAP China dan US National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA dalam penelitian tersebut, yang menganalisis pengamatan kandungan panas laut dan dampaknya yang berasal dari tahun 1950-an.



Sumber : Kompas TV/Straits Times


BERITA LAINNYA



Close Ads x