Kompas TV bisnis kompas bisnis

Pengamat: Pertamina Harus Cermat Menghitung Penghapusan Pertalite

Kompas.tv - 30 Desember 2021, 13:15 WIB
Penulis : Dea Davina

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pertamina memastikan belum akan menghapus BBM jenis Pertalite dalam waktu dekat.

Pertamina masih mengkalkulasi banyak pertimbangan untuk menghapus Pertalite, secara bertahap.

Ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan soal pengurangan karbon emisi.

Rekomendasinya adalah BBM yang dijual minimum ron 91.

Semakin tinggi ron atau oktan, maka semkain rendah emisi buangnya.

Baca Juga: Pusat Studi Energi Dukung Rencana Penghapusan BBM Jenis Premium dan Pertalite, Ini Alasannya

Peralihan penggunaan Premium ke Pertalite yang dilakukan masyarakat, dihitung Pertamina bisa mengurangi emisi karbon sebesar 12 juta ton.

Untuk jenis minyak WTI pada akhir Desember 2020 harganya USD48,4 per barel.

Harga minyak anjlok karena sejumlah negara melakukan karantina wilayah atau lockdown.

Namun minyak dunia pernah mencatat rekor tertinggi dibulan Oktober, menyentuh diatas USD82 per barel.

Di akhir Oktober tepatnya 26 Oktober jenis WTI mencatat rekor tertinggi di USD85,65 per barel.

Hal ini seiring dengan pelonggaran kebijakan, permintaan meningkat.

Dan kemarin 29 Desember harga minyak di angka USD75,95.

Sekadar informasi untuk memahami harga minyak dunia, patokannya ada di USD45 dan USD80.

Pertama, jika harga minyak di bawah 45 dollar maka hulu atau sumur merugi, biaya operasionalnya lebih mahal daripada harga jual.

Dan kebalikannya hilir akan untung karena bahan baku dibeli dengan harga murah.

Kedua jika harga minyak USD80, hulu untung dapat menjual harga tinggi, namun hilir seperti spbu merugi karena bahan baku lebih mahal.

Lalu, apa dampak rencana penghapusan BBM beroktan rendah oleh Pertamina?

Kami akan bahas bersama Pengamat Ekonomi Energi – Fahmy Radhi.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA


Close Ads x