Kompas TV regional update

Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga Level 3

Kompas.tv - 17 Desember 2021, 12:35 WIB
status-gunung-semeru-naik-jadi-siaga-level-3
Gunung Semeru, memuntahkan material vulkanik saat terjadi erupsi, dilihat dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Senin (6/12/2021). (Sumber: AP Photo/Trisnadi)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Gading Persada

LUMAJANG, KOMPAS.TV - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan status Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, menjadi Siaga level 3.
 
"Tingkat aktivitas Gunung Semeru dinaikkan dari Waspada level 2 menjadi Siaga level 3 terhitung mulai 16 Desember 2021 pukul 23.00 WIB," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam keterangannya, Jumat (17/12/2021).

Baca Juga: Banjir Lahar Hujan Semeru, Warga Dievakuasi ke Tempat Aman

Kenaikan status tersebut mengingat aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan telah terjadi peningkatan jarak luncur awan panas guguran serta aliran lava.

Eko Menjelaskan, berdasarkan pengamatan kegempaan terpantau getaran didominasi oleh gempa letusan, hembusan, dan guguran dengan jumlah gempa guguran meningkat dalam tiga hari terakhir sebanyak 15-73 kejadian per hari dari rata-rata delapan kejadian per hari sejak tanggal 1 Desember 2021.

"Gempa vulkanik dalam dan tremor harmonik terjadi dalam jumlah yang tidak signifikan," jelas Eko.

Aktivitas awan panas guguran masih berpotensi terjadi dikarenakan adanya endapan aliran lava dengan panjang aliran dua kilometer dari pusat erupsi. 

Aliran lava tersebut masih belum stabil dan berpotensi longsor terutama di bagian ujung alirannya, sehingga bisa mengakibatkan awan panas guguran.

"Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru," terang Eko.

Baca Juga: Relokasi Korban Bencana Semeru Tuai Protes, Warga Anggap Tempat Belum Aman

Luncuran Awan Panas Masih Terjadi

Pada Kamis (16/12), luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09.01 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak.

Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 25 milimeter dan durasi 912 detik.

Kemudian, luncuran awan panas kembali terjadi pada pukul 09:30 WIB. Kejadian awan panas itu terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 17 milimeter dan durasi 395 detik, namun secara visual tidak teramati karena Gunung Semeru tertutup kabut.

Sore harinya, terjadi luncuran awan panas pada pukul 15:42 WIB sejauh 4,5 kilometer dari puncak.

Kejadian awan panas ini terekam alat seismograf dengan amplitudo maksimum 20 milimeter dan durasi 400 detik.

Melihat kondisi tersebut, Eko mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak gunung.

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak gunung.

"Selain itu, masyarakat juga tidak boleh memasuki dan tidak boleh beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," tambah Eko.

Penting diketahui, terdapat empat status gunung berapi: normal, waspada, siaga dan awas.

Baca Juga: Anak Cari Bapak dan Kakaknya yang Hilang Tersapu Awan Panas Semeru



Sumber : Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x