Kompas TV internasional kompas dunia

Hadang Pengungsi Afghanistan, Yunani Perketat Perbatasan

Kompas.tv - 12 Oktober 2021, 00:00 WIB
hadang-pengungsi-afghanistan-yunani-perketat-perbatasan
Dua petugas perbatasan Yunani berpatroli di pagar perbatasan Yunani-Turki pada Mei 2021. (Sumber: Giannis Papanikos/Associated Press)
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim | Editor : Edy A. Putra

ATHENA, KOMPAS.TV - Pemerintah Yunani hendak meningkatkan jumlah penjaga di perbatasan negara itu dengan Turki. Kebijakan tersebut diumumkan pada Senin (11/10/2021). 

Alasannya, Yunani mengantisipasi peningkatan jumlah migrasi terkait krisis di Afghanistan.

Yunani akan menerjunkan 250 petugas baru untuk menambah patroli perbatasan yang berkekuatan 1.500 orang. Sebelumnya, Yunani telah menambah petugas perbatasan yang berjumlah sekitar 1.000 orang pada awal 2020.

Selain itu, Yunani juga menerjunkan 800 penjaga baru di bandara dan wilayah di dekat perbatasan Yunani-Turki.

Baca Juga: Baru Lahir, Bayi Migran Selamat Dalam Perjalanan Laut 9 Jam Menuju Inggris

Krisis Afghanistan disebut telah meningkatkan tingkat migrasi ke Eropa. Beberapa bulan belakangan, Polandia dan Lituania melaporkan peningkatan jumlah migran, kebanyakan dari Irak dan Afghanistan.

Otoritas Yunani menyebut peningkatan itu sebagian dipicu oleh pengambilalihan Afghanistan oleh Taliban pada Agustus 2021.

Yunani sendiri telah memperketat kebijakan migrasinya dua tahun belakangan. Mereka memperpanjang pagar di perbatasan Yunani-Turki, juga memasang jaringan surveilans berteknologi tinggi untuk menghalangi para pencari suaka.

Di lain sisi, sejumlah organisasi hak asasi manusia menuduh Yunani mendeportasi para pencari suaka tanpa memberi mereka kesempatan untuk mengklaim suaka di negara lain. Pemerintah Yunani membantah tuduhan tersebut.

Menteri Migrasi Yunani Notis Mitarachi menyebut negaranya bersama negara-negara perbatasan Eropa lain mendesak Uni Eropa untuk membuat kebijakan lebih tegas tentang migrasi.

“Eropa tidak berbatasan langsung dengan negara-negara yang dilanda perang. Mayoritas orang (pencari suaka) yang datang tidak dalam kondisi terancam di negara transit terakhir (sebelum ke Eropa); sehingga penting untuk merumuskan ulang bagaimana (kebijakan migrasi) bekerja dan bagaimana tugas keamanan perbatasan,” kata Mitarachi.

Sebanyak 12 negara termasuk Yunani, Polandia, dan Lituania mendesak Uni Eropa mengeluarkan kebijakan yang lebih tegas dan ekstensif dalam menghadapi imigrasi.

Baca Juga: Sadis! Tentara Libya Tembak Mati Enam Imigran di Pusat Penahanan


 



Sumber : Associated Press


BERITA LAINNYA



Close Ads x