Kompas TV internasional kompas dunia

Sadis! Tentara Libya Tembak Mati Enam Imigran di Pusat Penahanan

Kompas.tv - 9 Oktober 2021, 11:27 WIB
sadis-tentara-libya-tembak-mati-enam-imigran-di-pusat-penahanan
Enam imigran Afrika ditembak mati oleh tentara Libya di pusat penahanan di Tripoli. Hal tersebut diyakini karena terlalu banyak tahanan di tempat tersebut. (Sumber: HUSSAM AHMED/AFP Via Euronews)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Edy A. Putra

TRIPOLI, KOMPAS.TV - Tentara Libya tembak mati enam imigran Afrika yang tengah berada di pusat penahanan di Tripoli, Jumat (8/10/2021).

Hal itu diungkapkan oleh Organisasi Internasional untuk Imigran (IOM).

IOM pun mengungkapkan bahwa kondisi kehidupan di pusat penahanan itu sangat mengerikan dan penuh sesak.

Penembakan terjadi di pusat penahanan Al-Mabani di mana ada 3.000 imigran yang ditahan.

Baca Juga: Pesawat Jatuh dan Terbakar di Bandara AS Tak Lama Setelah Lepas Landas, Empat Orang Tewas

“Total ada enam imigran yang ditembak mati oleh tentara,” ujar pejabat IOM, Federico Soda, dikutip dari Euronews.

“Kami tak tahu apa penyebab insiden itu, tetapi ada hubungannya dengan terlalu banyak imigran yang tingga di sana dengan kondisi yang buruk dan bertensi tinggi,” ujarnya.

Soda pun mengatakan banyak imigran yang akhirnya bisa kabur setelah kerusuhan itu.

Menurut Soda, pusat penahanan Al-Mabani memiliki kapasitas 1.000 tahanan.

Namun, ada lebih dari 3.000 orang yang ditahan di sana, dan sekitar 2.000 orang berada di luar gedung, meski masih dalam lingkaran kompleks penahanan.

“Penahanan mereka sewenang-wenang. Banyak dari mereka memiliki surat-surat yang seharusnya, tetapi mereka terdampar di negara ini,” tambahnya.

Libya merupakan titik penyeberangan penting bagi puluhan ribu imigran, khususnya dari negara Afrika di Gurun Sahara.

Baca Juga: Taliban Tunjukkan Cara Hukum Para Pecandu Narkoba di Afghanistan

Mereka akan menyeberang ke Eropa, melewati selat Italia.

Sejumlah LSM dan badan-badan PBB secara teratur mengecam kondisi menyedihkan di pusat-pusat penahanan di Libya.

Selama sepuluh tahun terakhir penyelundup dan pedagang telah mengambil keuntungan dari iklim ketidakstabilan yang mengikuti terjadinya pemberontakan pada 2011.

Libya pun kemudian menjadi pusat penyelundupan manusia di Afrika.



Sumber : Euronews


BERITA LAINNYA



Close Ads x