Kompas TV nasional politik

PKS Minta Pemerintah Berantas Mafia Bisnis Tes PCR

Kompas.tv - 15 Agustus 2021, 13:57 WIB
pks-minta-pemerintah-berantas-mafia-bisnis-tes-pcr
Ilustrasi tes PCR. Warga melakukan tes swab di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Jawa Tengah. (Sumber: Dok. Humas Pemkab Batang, Jawa Tengah)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto meminta pemerintah memberantas praktik harga tes PCR Covid-19 di Indonesia. Sebab, diketahui bahwa harga tes yang berlaku di Tanah Air lebih mahal ketimbang di India. 

Ia mengaku mendapatkan laporan kalau harga tes di India hanya sebesar Rp96 ribu, sementara di sini biaya mencapai sekitar Rp850 ribu untuk sekali pengetesan.

Baca Juga: Biaya Tes PCR di Indonesia Lebih Mahal dari India, Kemenkes: Karena Masih Impor

"WHO menyarankan kita mencontoh cara India menangani Covid-19. India sudah terbukti mampu menurunkan kasus positif hariannya secara drastis salah satunya dengan memperbanyak tes," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Minggu (15/8/2021).

Menurut dia, India yang bisa menurunkan kasus Covid-19 karena di sana harga tesnya murah dan terjangkau hampir ke seluruh lapisan masyarakat.  

"Mereka mampu melaksanakan tes secara masif, karena biayanya yang sangat murah yaitu hanya Rp 56 ribu/pasien. Sedangkan biaya tes di Indonesia bisa sepuluh kali lipat," kata dia. 

Ia mendesak Pemerintah untuk bisa menjelaskan kenapa harga PCR di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan di India. Padahal bahan dan prosedur pemeriksaannya hampir sama. 

"Karena itu saya minta Pemerintah memeriksa semua alur pengadaan perangkat PCR dan proses distribusi ke klinik penyelenggara pelaksana tes PCR. Bila terbukti ada pihak yang coba mencari keuntungan berlebih bisa segera diambil tindakan hukum," ujarnya. 

Terkait dengan ketergantungan impor terhadap reagen dan bahan kimia penunjang tes PCR lainnya, ia berharap pemerintah ke depan untuk terus mengembangkan industri petrokimia dalam negeri. Misalnya, perkembangan kilang minyak di Tuban dengan industri petrokimianya yang masih jalan di tempat.

Pemerintah juga harus perkuat ekosistem dan infrastruktur riset dasar bidang industri dan enzim molekular serta bidang kimia sintetik. Sehingga, Indonesia mampu memproduksi sendiri reagen dan bahan kimia lainnya, agar tidak tergantung pada impor bahan yang sangat penting bagi kesehatan masyarakat. 

Baca Juga: Masuk Mal Harus Tes PCR/Antigen? Ini Kata Mendag Lutfi

"Untuk jangka pendek Pemerintah perlu mengatur ketentuan impor reagen dan bahan lain pendukung PCR ini sedemikian rupa, sehingga dapat menekan harga tes PCR. Misalnya menugaskan BUMN membeli reagen dalam jumlah besar dan komitmen jangka panjang agar harga dapat ditekan," kata Mulyanto. 



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x