Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Data Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2021 Hanya Semu, Indef: Capaian PDB Belum di Level Normal

Kompas.tv - 9 Agustus 2021, 11:22 WIB
data-pertumbuhan-ekonomi-triwulan-ii-2021-hanya-semu-indef-capaian-pdb-belum-di-level-normal
Ilustrasi suasana dalam mal terlihat beberapa pengunjung mal atau pusat perbelanjaan di DKI Jakarta. (Sumber: Tribun Jateng/Ruth Novita Lusiani)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Indikator pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 yang secara tahunan mencapai 7 persen tidak dapat dijadikan indikator ekonomi Indonesia sudah kembali normal.

Kepala Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menilai, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 yang mencapai 7,07 persen secara tahunan sebagai pertumbuhan semu.

Pasalnya, capaian ini memakai basis pembanding kontraksi ekonomi triwulan II-2021 yang negatif 5,32 persen.

”Kurang bijak jika pertumbuhan ekonomi triwulan II-2021 sebesar 7,07 persen secara tahunan menjadi indikator perekonomian nasional telah kembali normal. Untuk itu, lebih tepat apabila capaian PDB terkini dibandingkan dengan situasi di tahun 2018/2019 sebelum adanya pandemi,” terangnya.

Menurut Andry, jika dibandingkan capaian rata-rata pertumbuhan triwulan II di tahun 2018 dan 2019, maka ekonomi Indonesia pada triwulan II-2021 baru tumbuh di kisaran 3,87 persen. Angka ini masih di bawah pertumbuhan natural ekonomi nasional sebesar 5 persen.

Melihat dari indikator tersebut, INDEF menilai bahwa capaian PDB pada triwulan II-2021 belum berada di level normal.

Aktivitas ekonomi yang belum normal terlihat juga dari indikator Google Mobility Index, yang menunjukkan aktivitas masyarakat belum mencapai baseline pada Februari 2020.

Baca Juga: Perekonomian Global Membaik, Pertumbuhan Ekonomi Nasional Capai 7,07 Persen di Triwulan II-2021

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan II-2021 hanya mampu tumbuh 5,93 persen secara tahunan setelah pada triwulan II-2020 konsumsi rumah tangga terkontraksi hingga negatif 5,32 persen.

”Aktivitas ekonomi pada umumnya memang masih belum normal. Masyarakat masih dihadapkan pada protokol kesehatan, pembatasan sosial, dan upaya-upaya untuk mengurangi angka penularan Covid-19 sehingga perekonomian masih tumbuh terbatas,” kata Andry.

Optimalisasi

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menilai bahwa pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2021 bisa melampaui 7 persen apabila konsumsi rumah tangga di periode ini dapat dikelola secara lebih optimal.

Ia melihat, secara umum peningkatan konsumsi rumah pada triwulan II-2021 hanya dinikmati oleh segelintir kalangan. Hanya kelompok pendapatan kelas menengah ke atas saja yang menikmati peningkatan konsumsi rumah tangga selama tiga bulan yang lalu. Sementara, dari kelompok pendapatan menengah ke bawah cenderung menurun pada periode yang sama.

Hal itu terlihat dari peningkatan konsumsi pada barang tahan lama seperti kendaraan dan properti. Penjualan mobil pada triwulan II-2021 melesat 758,68 persen dibandingkan triwulan II-2020 dari tahun lalu 24.040 unit menjadi 206.440 unit. Adapun pertumbuhan penjualan properti pada periode waktu yang sama sebesar 20 persen.

Di sisi lain, berdasarkan survei pemantauan harga pada Minggu pertama Agustus 2021 yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI), sejumlah komoditas masih mengalami deflasi apabila dibandingkan dengan harga di bulan sebelumnya, antara lain, cabai rawit (0,03 persen), daging ayam ras (0,02 persen), dan cabai merah (0,02 persen).

Tauhid menjelaskan, indikator tersebut menunjukkan bahwa yang menikmati atau mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi adalah kelompok pendapatan menengah ke atas yang banyak mendapatkan stimulus pajak untuk barang-barang bersifat tahan lama.

”Menurut saya, masih ada ketimpangan antara konsumsi kelas menengah atas dan bawah. Idealnya bantuan sosial bisa mengurangi gap atau menggantikan kekurangan atau penurunan pendapatan akibat pandemi Covid-19,” kata Tauhid.

Baca Juga: Bantuan Subsidi Upah Dinilai Minim, Indef Soroti Nasib Pekerja Tak Terdaftar BPJS Ketenagakerjaan

 



Sumber : Kompas TV/Kompas.id


BERITA LAINNYA



Close Ads x