Kompas TV video cerita indonesia

7 Fakta Menarik Bunga Edelweis yang Tak Boleh Dipetik Sembarangan

Kompas.tv - 19 Juli 2021, 15:07 WIB
7-fakta-menarik-bunga-edelweis-yang-tak-boleh-dipetik-sembarangan
Bunga Edelweis yang dijuluki sebagai bunga abadi (Sumber: kompasiana.com)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Eddward S Kennedy

JAKARTA, KOMPAS.TV – Belakangan kembali mencuat video pendaki yang memetik bunga Edelweis usai turun dari gunung di media sosial. Padahal sudah ada peraturan mengenai larangan memetik bunga Edelweis.

Hal itu tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, bunga Edelweis sendiri masuk dalam kategori jenis tumbuhan yang dilindungi secara hukum. 

Selain itu, juga tercantum dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 ayat 1 dan 2 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem. Bagi siapapun yang sengaja memetik Edelweis akan dikenakan sanksi hukum, bisa dipidana penjara maksimal 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp200 juta rupiah.

Bahkan ada beberapa pengelola pendakian gunung menerapkan sanksi tegas bagi pendaki yang nekat memetik bunga tersebut.

Baca Juga: Ramai Foto Aurel Hermansyah Soal Edelweis, Ini Alasan Bunga Abadi Itu Dilarang Dipetik

Keistimewaan Bunga Edelweis

Pertama, bunga dengan nama latin Anaphalis javanica ini banyak tumbuh di berbagai gunung di Indonesia. Keberadaan Edelweis sendiri saat ini sudah sangat langka.

Untuk itu, apabila tertarik mempunyai Edelweis, ada beberapa tempat budidaya yang khusus menjualnya, seperti tempat budidaya Edelweis di Bromo, tepatnya di Desa Wisata Edelweis di Desa Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.  Budidaya tersebut juga legal dan resmi, sehingga  tidak perlu takut melanggar hukum.

Kedua, Edelweis dijuluki sebagai bunga abadi. Ia dapat mekar hingga 10 tahun lamanya. Hormon etilen yang dimiliki bunga edelweiss dapat mencegah kerontokan kelopak bunga dalam waktu yang lama.

Ketiga, mekar bulan April hingga Agustus Bunga Edelweis biasa memiliki waktu mekar pada bulan April hingga Agustus setiap tahun.

Bunga ini dikenal mekar pada saat waktu musim hujan telah berakhir. Mekarnya bunga Edelweis di bulan-bulan tersebut dikarenakan pancaran matahari yang datang dapat diserap dengan baik dan intensif.

Keempat, bisa bertahan di tanah tandus. Edelweis mempunyai cara bertahan hidup yang kuat, bahkan di tanah tandus sekalipun. Edelweis mampu membentuk mikoriza yang dapat memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara.

Kelima, banyak serangga yang mendapatkan sumber makanan dari bungan Edelweis ini. Van Leeuwen (1933) mengemukakan bahwa terdapat kurang lebih 300 spesies serangga dari ordo Hemiptera, Lepidoptera, Diptera, dan Hymenoptera yang ditemui pada bunga edelweis.

Kulit batang edelweis yang bercelah dan mengandung banyak air juga dapat menjadi tempat hidup bagi beberapa jenis lumut dan lichen. Selain itu, ranting-ranting edelweis yang rapat juga mengundang burung murai untuk membuat sarang di sana.

Selain itu, Edelweis juga memberi keuntungan untuk jamur-jamur tertentu. Akarnya yang muncul di permukaan tanah adalah tempat hidup bagi jamur-jamur tersebut.

Keenam, bunga Edelweis biasanya tumbuh di tempat dengan ketinggian sekitar 2000 mpdl ke atas. Namun, juga tergantung dengan suhu udara dan kelembapan pada ketinggian tersebut. Adapun,  Pohon edelweis tumbuh rata-rata hanya setinggi 1-4 meter untuk gunung-gunung di Jawa.

Ketujuh, bunga Edelweis versi luar negeri dan versi Indonesia berbeda.  Di luar negeri bunga abadi ini disebut bunga Leontopodium Alpinum  sedangkan, edelweis Indonesia adalah Anaphalis Javanica.

Baca Juga: Bunga Langka Mekar Sempurna Ditahura

 



Sumber : Kompas TV/grid.id/tribuntravel.com/


BERITA LAINNYA



Close Ads x