Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Kasus Covid-19 Melonjak, Pelaku Industri Terdampak Padahal Permintaan Naik

Kompas.tv - 22 Juni 2021, 20:40 WIB
kasus-covid-19-melonjak-pelaku-industri-terdampak-padahal-permintaan-naik
Ilustrasi Pabrik Tekstil (Sumber: KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Fadhilah

JAKARTA, KOMPAS.TV - Lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan belakangan ini berpotensi mengganggu kinerja industri yang mulai ekspansif.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa mengatakan, sektor tekstil dan garmen yang bersifat padat karya turut merasakan dampak lonjakan Covid-19. Kasus positif di kalangan pekerja juga mulai muncul, meski dengan gejala ringan. 

”Sebenarnya, permintaan sempat naik pasca-Lebaran kemarin, tetapi belakangan ini akan ada tekanan (shock) sehingga trennya kami perkirakan akan menurun. Kami sekarang memikirkan kesehatan dulu, baru bisnis,” katanya, dikutip dari laman Kompas.id.

Untuk itu, ia berharap, program vaksinasi bagi pekerja bisa lebih digalakkan.

”Kita perlu bahu-membahu antara pelaku usaha, lintas asosiasi. Tidak bisa lagi mengatakan vaksinasi hanya urusan pemerintah atau tergantung siapa yang punya uang. Harus dilihat sektor dan daerah prioritas yang memang membutuhkan,” kata Jemmy.

Baca Juga: Kadin: Perekonomian Tidak akan Kembali Normal Selama Covid-19 Tidak Selesai Diatasi

Selain tekstil, sektor lain yang juga mulai merasakan dampak dari lonjakan Covid-19 adalah industri persepatuan.

Industri ini mulai mengalami penurunan aktivitas produksi karena pekerja di beberapa daerah zona merah terjangkit Covid-19 dan harus melakukan isolasi mandiri. 

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance, Ahmad Heri Firdaus, menilai, strategi gas dan rem yang ditempuh pemerintah sudah keliru sejak awal.

Kebijakan penanganan kesehatan dan ekonomi sama-sama tidak optimal. Kasus Covid-19 ibarat bom waktu yang hanya melandai untuk sementara, tetapi sewaktu-waktu bisa meledak.

Ia berharap, pemerintah bisa lebih tegas memberlakukan pengetatan dan pembatasan kegiatan.

”Konsekuensinya, ekonomi pasti lesu lagi. Akan tetapi, mau tidak mau, suka tidak suka, harus ditempuh supaya ke depan kita bisa bangkit secara konsisten. Kalau tidak, kita terus terkatung-katung seperti ini,” ujar Heri. 

Baca Juga: Pinjaman Online Ilegal Berpotensi Ganggu Perekonomian



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x